KALAMANTHANA, Nunukan – Musim kemarau yang melanda Kabupaten Nunukan berlangsung sejak Nopember 2015 menyebabkan tiga lokasi embung sebagai sumber air mengalami kekeringan yang sangat masiv sehingga terjadi krisis air bersih yang berkepanjangan.
Muhammad Taufik, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Nunukan di Nunukan, Rabu menjelaskan, hingga kini musim kemarau masih melanda Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara akibat posisi matahari yang berada tepat di garis equator yang menyebabkan suhu udara semakin tinggi.
Ia mengatakan kemarau yang melanda daerah itu karena faktor adanya pergeseran posisi matahari. “Posisi matahari sekarang tepat berada pada garis equator makanya suhu udara terasa sangat panas sehingga belum turun hujan,” ujar dia sekaligus mengatakan, musim kemarau yang panjang ini menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada sejumlah wilayah di daerah itu.
Saat ini, lanjut dia, suhu udara pada siang hari mencapai 35 derajat begitu pula pada malam hari maksimum 32 derajat maka panas bumi mengalami peningkatan secara signifikan yang menyebabkan penguapan air laut berkurang.
Muhammad Taufik menuturkan, meskipun tanda-tanda turun hujan mulai terlihat dengan munculnya gumpalan awan hitam pada sore hari dan sekali-kali pada malam hari namun suhu udara tetap tinggi.
Discussion about this post