KALAMANTHANA, Sampit – Masyarakat Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang tergabung dalam presidium peduli krisis energi listrik rencananya akan melakukan aksi sebagai bentuk kepedulian terhadap pemadaman bergilir di Kotim.
“Aksi ini kita lakukan sebagai bentuk kepedulian dan rasa prihatin kami terhadap PLN yang sering memadamkan aliran listrik di daerah kami ini,” kata Ketua Presedium peduli krisis energi listrik Kotawaringin Timur (Kotim) Suhartono Firdaus di Sampit, Minggu.
Lanjutnya, tuntutan yang pertama, yakni meminta kepada PT PLN Rayon Sampit dan PT PLN Wilayah Kalteng menjamin ketersediaan tenaga listrik di daerah itu. Tuntutan yang kedua meminta agar sejak 5 April 2016 tidak ada lagi terjadi pemadaman listrik. Kalaupun ada pemadaman tidak boleh lebih dari tiga jam dalam satu minggu.
Tuntutan ketiga adalah meminta PT PLN Rayon Sampit dan PT PLN Kalteng untuk melakukan pembinaan terhadap instalatir binaan dan karyawan PT PLN agar lebih professional dalam segala hal.
Tuntutan keempat adalah meminta kepada PT PLN Rayon Sampit untuk menyediakan 30 persen tenaga listrik cadangan dari kebutuhan listrik yang terpasang.
Sedangkan tuntutan yang kelima atau terakhir adalah PT PLN Rayon Sampit dan pemerintah Kotim harus memelihara, memperbaiki dan menambah penerangan jalan umum (PJU) ditempat-tempat fasilitas umum yang dianggap perlu penerangan.
Sebagai simbol krisis listrik, Suhartono mengatakan, akan membagikan ke-100 lilin kepada masyarakat pengguna jalan raya yang melintas di simpang empat Jalan Ahmad Yani-Yos Sudarso arah taman kota Sampit pada Senin (28/3). Pembagian 100 lilin tersebut juga sebagai bentuk keprihatin terhadap krisis energy listrik di Kotim.
“Kita berharap dukungan seluruh masyarakat Kotim akan perjuangan presidium peduli krisis energy listrik ini,” katanya.
Suhartono mengatakan, dukungan masyarakat tersebut bisa disampaikan secara langsung ke kantor Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kotim Jalan Jenderal Ahmad Yani Sampit.
Penggalangan dukungan masyarakat terhadap perjuangan presidium peduli krisis energy listrik tersebut rencananya akan berlangsung selama dua hari, yakni dari 28-29 Maret 2016.
Suhartono mengimbau, bagi masyarakat Kotim yang mendukung perjuangan presidium peduli tersebut diminta untuk melampirkan identitas berupa foto copi KTP, SIM atau kartu identitas lainnya.
“Presidium ini kita bentuk untuk menyikapi keluhan masyarakat Kotim terhadap buruknya pelayanan PT PLN Rayon Sampit selama 5 tahun terakhir,” ucapnya.
Presidium peduli dibentuk juga sebagai tanggung jawab moral dan sosial kepada masyarakat Kotim. Untuk itu akan menyampaikan sedikitnya lima tuntutan terhadap PT PLN Rayon Sampit.
Discussion about this post