KALAMANTHANA, Palangka Raya – Komisariat Daerah Pemuda Katolik (PK) Provinsi Kalimantan Tengah melakukan bedah buku seandainya Indonesia tanpa Katolik di gedung KNPI kota Palangka Raya, Minggu (3/4/16).
Bedah buku dalam rangkaian pelantikan pengurus baru Komda PK Kalteng menghadirkan langsung penulis buku Seandainya Indonesia Tanpa Katolik (SITaK) yaitu Pastor Prof. Dr. Eddy Kristiyanto, OFM dengan dua orang Pembedah; Pdt. Dr. Marko Mahin, dosen Universitas Kristen Palangkaraya dan Dr. Sabian Utsman, dosen STAIN Palangkaraya.
“SITak berkisah tentang perjalanan bersama sebagai bangsa yang majemuk dalam satu rangkaian gerbong yang disebut Indonesia,” jelas Pastor Eddy pada bedah buku yang dimoderaratori Dr. Stepanus yang juga Ketua Komda Pemuda Katolik Kalteng periode yang baru dikukuhkan.
Pastor Eddy menjelaskan, kenapa menulis buku SITak karena merasa memiliki Indonesia dan bagian dari Indonesia. Karya SITaK merupakan kristalisasi dari pengalaman dalam dunia pendidikan yang diperkaya dengan perjumpaan, refleksi, kritis dan gagasan alternatif.
“Karya ini tidak pernah saya pandang karya definitif (sempurna) masih perlu dikaryakan atau disempurnakan. Sudah sering saya lakukan perbaikan karena salah tulis , nama yang dilewatkan, tempat yang disisihkan, peristiwa yang dilangkahi, makna yang digali dan lainnya,” jelasnya.
SITaK juga mengkritisi terkait kata minoritas, karena meurut penulis pemahaman tentang minoritas adalah jumlah. Maka dibuku SITaS kata kata minoritas lebih ditekankan dengan kawanan kecil.
Terkait kearifan menurut Pastor Eddy, kemuliaan dan kebesaran suatu negeri terukur pada bagaimana mayoritas menjaga minoritas, dan bagaimana minoritas melestarikan hak serta tanggung jawabnya atas hidup. (ss)
Discussion about this post