KALAMANTHANA, Tanjung Selor – Menjadi Gubernur Kalimantan Utara tidaklah gampang. Irianto Lambrie merasakan itu. Salah satu musuh utamanya adalah ini: narkoba. Lho?
Hingga saat ini saja, pengguna narkoba di Kaltara, menurutnya semakin tinggi. Lebih dari 10 ribu warga Kaltara kini jadi pengguna barang laknat itu.
Dibandingkan Kalimantan Timur, saudara tua mereka, yang penggunanya lebih dari 59 ribu orang, Kaltara memang masih kecil. Tapi, “Yang jadi masalah, Kaltara itu menjadi pintu masuk barang terlarang narkoba,” ujar Irianto di Tanjung Selor.
Kaltara merupakan daerah perbatasan yang dianggap pintu bagi pengedar narkoba memasarkan barang harap tersebut ke seluruh Indonesia termasuk Kaltim. Biasanya, sebelum beredar ke daerah tertangga, termasuk kawasan Kaltim dan Sulawesi, barang haram itu melintasi Kaltara melalui Tawau.
Irianto tak keliru. Awal pekan ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama aparat kepolisian menggagalkan penyelundupan 3 kg sabu-sabu dari Tawau. Selain menyita sabu-sabu, BNN juga mengamankan empat orang, termasuk terduga pemiliknya.
Selain menyita lebih 3 kilogram sabu-sabu, tim gabungan yang terdiri dari aparat BNN dan Polres Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, juga menangkap empat orang pelaku. Keempatnya tercatat sebagai warga Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Mereka terdiri dari Hr (36), warga Jalan Kamboja, Kota Tarakan, Kalimantan Utara; Ash (41), sopir Daihatsu Xenia; Hai (41), keduanya warga Jalan Pemuda Samarinda; serta Irw (30) pengemudi Toyota Avanza, warga Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau.
Dalam selisih waktu yang tak banyak beda, sabu-sabu seberat 1 kg berhasil lolos dari Tarakan. Tapi, pelakunya tertangkap ketika hendak masuk Parepare, Sulawesi Selatan.
Kapolres Parepare AKBP Alan Gerrit Abast menyebutkan narkoba jenis sabu yang berhasil digagalkan penyelundupannya oleh Polsek Kawasan Pelabuhan Nusantara (KPN) berasal dari negara tetangga Filipina.
“Hasil interogasi anggota terhadap pemilik barang mengaku jika sabu didatangkan langsung dari Filipina kemudian dibawa ke Tawau, Malaysia dan masuk ke Tarakan, Kalimantan terus menyeberang melalui jalur laut ke Parepare,” ujarnya. (ant/ama)
Discussion about this post