KALAMANTHANA, Kuala Pembuang – Kegembiraan itu hanya sesaat dirasakan petani Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Tiba-tiba, kegembiraan itu berubah jadi kebingungan. Ada apa?
Kegembiraan itu dipicu oleh meningkatnya produksi padi mereka dalam musim panen kali ini. Tetapi, mereka kesulitan untuk memasarkan hasil panen padi tersebut karena berbagai hal.
Salah seorang petani di Desa Mekar Indah, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Darlan (48), Jumat (29/4/2016) mengatakan sebelumnya hasil panen satu hektare, areal persawahan hanya menghasilkan rata-rata tiga ton gabah. Kini terjadi peningkatan sampai sekitar 30 persen sehingga produksi padi mereka untuk satu hektare mencapai empat ton lebih gabah.
“Meski panen yang dihasilkan meningkat, namun pemasarannya yang sulit,” katanya.
Ia menjelaskan, selain kuantitas panen yang meningkat, sulitnya memasarkan hasil panen juga terjadi setelah beberapa pengepul tidak lagi membeli hasil panen dari para petani.
“Informasinya para pengepul tidak lagi membeli hasil panen petani karena mereka sekarang sudah menggeluti usaha yang lain. Kita tidak tahu lagi mau memasarkan hasil panen ini kemana,” katanya.
Ia berharap, pemerintah setempat dapat segera mencari solusi agar hasil panen dapat dipasarkan, dan petani dapat kembali memiliki modal untuk kembali bertani.
“Kami minta pemerintah mencari solusi atas masalah pemasaran yang dihadapi petani, karena selain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, petani juga perlu modal untuk kembali bertani,” katanya. (ant/ik)
Discussion about this post