KALAMANTHANA, Singkawang – Bandar udara Pangmilang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, harus jadi. Wali kota berikutnya tinggal melanjutkan progresnya.
“Bandara negara harus jadi, minimal progresnya sudah ada begitu masa kepemimpinan Awang Ishak habis. Jadi tinggal dilanjutkan oleh kepemimpinan yang baru,” kata Sekretaris Daerah Singkawang, Syech Bandar di Singkawang, Minggu (1/5/2016).
Menurutnya, yang perlu diingat adalah bandara di Pangmilang itu adalah bandara negara. Dia bukan bandara Kalbar, Singkawang, maupun Bengkayang. Tapi bandara negara yang letaknya di Singkawang.
Sekarang ini, katanya, rencana pembangunannya sudah memasuki tahap pembebasan lahan. “Yang jelas, tahap demi tahap akan kita ekspos, supaya masyarakat tahu perkembangan pembangunan bandara negara ini,” ujarnya.
Salah satu yang hendak dikejar Pemkot Singkawang sekarang adalah soal pembebasan lahan yang menjadi tugas utama mereka. Salah satunya adalah rencana pemindahan jaringan tegangan tinggi SUTT yang melintasi kawasan tersebut.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan PT PLN Singkawang. Koordinasi tersebut, menurut Bandar, untuk membicarakan adanya tiang SUTT di lahan pembangunan bandara tersebut.
“Sebesar apapun permasalahannya, insya Allah akan bisa teratasi. Yang penting satu misi, untuk memperkuat jaringan daerah seperti transportasi,” jelasnya.
Bandar menyebutkan, untuk memindahkan semua tiang SUTT itu tentunya memerlukan biaya yang sangat besar, yakni Rp40 miliar lebih.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Singkawang, Sumastro mengatakan, jika pihaknya akan melakukan pembebasan lahan untuk persiapan bandar udara di Pangmilang, Kecamatan Singkawang Selatan mulai tahun 2016 ini.
“Tahun ini, kami mulai melakukan pembebasan lahan Bandara di Pangmilang,” katanya.
Di dalam pembebasan lahan tersebut, pihaknya akan melibatkan Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejaksaan Negeri Singkawang. (ant/ama)
Discussion about this post