KALAMANTHANA, Penajam – Secara umum, kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengalami penurunan. Tapi, angkanya tetap masih mengkhawatirkan. Apa upaya pemerintah setempat meredam jatuhnya korban?
Sebagai upaya menekan kasus malaria tersebut, menurut Pejabat Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara, Sarjito Ponco Waluyo, pihaknya membagikan ribuan kelambu kepada warga, terutama di daerah endemis malaria.
“Selain melakukan sosialisasi, kami juga telah membagikan 500 kelambu di Kelurahan Sotek dan 800 kelambu di Kelurahan Maridan,” ujar Ponco di Penajam.
Menurut Ponco, jumlah kasus malaria tahun ini mengalami penurunan dibanding beberapa tahun ini, terutama pada 2010. Pada tahun 2010 itu, tercatat ribuan kasus malaria. Tahun ini baru 176 kasus. Penajam berhasil menekannya dengan beberapa program.
“Kami lakukan berbagai upaya untuk menekan kasus malaria dan beberapa tahun terakhir ini kasus malaria mengalami penurunan,” ucapnya.
Hanya saja, malaria tetap menjadi ancaman serius, terutama karena endemisnya terpusat di beberapa kawasan saja. Yang tertinggi saat ini adalah di Kecamatan Penajam, di mana 92% dari kasus malaria terjadi di sini.
“Penyebaran malaria di wilayah Puskesmas Sotek mencapai 154 kasus atau sekitar 92% dari total kasus malaria yang terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara sepanjang Januari hingga April 2016 yang mencapai 176 kasus,” ungkapnya.
Selain itu, wilayah endemis malaria juga terdapat di beberapa tempat, yakni di Kelurahan Maridan, Petung, Waru, Semoi Dua dan Desa Gunung Intan.
Menurut Ponco, penyebab utama tingginya penyebaran malaria di daerah itu karena adanya penebangan dan pembakaran lahan serta banyaknya pekerja baru yang datang dari luar Penajam Paser Utara, sehingga berisiko semakin meningkatnya kasus malaria di daerah itu.
“Banyaknya pendatang dan adanya penebangan dan pembakaran lahan di daerah itu, dapat berisiko terjadi peningkatan kasus malaria,” ujarnya. (ant/akm)
Discussion about this post