KALAMANTHANA, Balikpapan – Tabrakan speedboat di Teluk Balikpapan Sabtu (14/5) pagi menewaskan tiga orang, sementara satu korban lain belum jelas nasibnya. Apa sesungguhnya penyebab tabrakan itu. Juga belum jelas. Baru sampai dugaan-dugaan.
Salah satu dugaan muncul dari Kapolres Penajam Paser Utara, Raden Djarot Agung Riadi. Dia bilang, kemungkinan besar tabrakan antara speedboat penumpang jurusan Penajam-Balikpapan dengan speedboat GT17 milik PT Petrosea itu karena jarak pandang yang terbatas di perairan Teluk Balikpapan. Maklumlah, saat itu hujan lebat turun di teluk itu.
“Saat itu hujan lebat dan kabut, sehingga jarak pandang sangat terbatas. Speedboat PT Petrosea yang melaju dari Tanjung Batu menuju Pelabuhan Semayang menabrak bagian kiri depan haluan speedboat penumpang,” ujar Kapolres itu pula.
Akibat tabrakan itu, tiga orang dinyatakan tewas. Mereka yang jadi korban meninggal dunia adalah Hamsidah (26), seorang pegawai Badan Pertanahan Nasional Penajam Paser Utara yang juga notaris warga Kelurahan Nenang Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara, lalu Arum Wulandari (32) seorang notaris dari Kota Samarinda yang tinggal di Desa Girimukti Kecamatan Penajam, serta Rahmat (42) warga Desa Sesulu Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara.
Selain itu, seorang penumpang lainnya belum ketahuan nasibnya hingga kini. Dia adalah Risma Linda Uliyani, warga RT 12 Kelurahan Waru Kecamatan Waru. Upaya yang dilakukan pihak kepolisian belum menunjukkan tanda-tanda nasib Risma.
Jenazah korban Hamsidah, putri pasangan Kaharuddin dan Asma, telah dimakamkan di TPU Kelurahan Nenang Kecamatan Penajam pada Minggu.
Selain korban meninggal, ada pula korban luka-luka. Mereka adalah Berlin Chavisan yang kondisinya kritis serta Abdul Rahman alias Bedu, motoris speedboat penumpang yang mengalami patah tulang dan memar pada kepala sehingga saat ini masih dirawat di RS Pertamina Balikpapan. (ant/ama)
Discussion about this post