KALAMANTHANA, Balikpapan – Predator seksual itu datangnya tak jauh-jauh. Kebanyakan, dia adalah orang-orang yang dekat dengan anak-anak atau remaja perempuan.
Kesimpulan itulah yang disodorkan Arita Rizal Effendi, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Balikpapan. “Hampir semuanya kasus pelecehan seksual kepada anak itu dilakukan bapaknya sendiri atau kakeknya sendiri,” ujar Arita di Balikpapan, Kamis (19/5/2016).
Selain itu, lanjutnya, faktor kemiskinan juga menjadi salah satu pemicu kekerasan seksual. Keterbatasan ruangan di dalam rumah sehingga anak tidur bersama orang tua atau orang dewasa lain.
“Ini menjadi alasan mengapa nilai-nilai moral dan agama dalam keluarga harus menjadi yang utama ditegakkan. Selain itu, kami berusaha juga membantu dengan mengadakan layanan konseling,” papar istri Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi itu.
Layanan konseling oleh P2TP2A disebut Konseling Ramah Anak dan Remaja atau Konsera, yang diberikan oleh psikiater di RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan sebagai bentuk kerja sama dengan P2TP2A. “Sebelumnya bila ada luka secara fisik, maka luka itu dulu yang diobati, baru kemudian merawat psikisnya,” ujar Arita, serya menambahkan P2TP2A akan terus mendampingi anak tersebut.
Arita menambahkan biasanya dari proses itu terlihat bahwa ternyata yang memerlukan konseling bukan hanya anak, tetapi juga orang-orang dewasa di sekitarnya. “Jadi, akhirnya kami juga buat konseling untuk orang tua sebagai upaya preventif,” katanya.
Pada 2015, P2TP2A Balikpapan mengadakan pelatihan untuk guru-guru kelompok bermain dan taman kanak-kanak (pendidikan anak usia dini atau PAUD) se-Kota Balikpapan.
Dalam pelatihan itu, para guru diingatkan untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak agar mampu mengambil sikap yang diperlukan jika mendapat perlakuan tidak wajar, baik dari orang yang dikenalnya maupun tidak.
Pelatihan serupa juga diberikan kepada para orang tua, terutama yang memiliki anak di usia remaja awal 9-14 tahun atau pada jenjang pendidikan umumnya ada pada kelas 4-5 sekolah dasar.
“Pada usia itu anak-anak mulai mengalami masa perubahan hormonal dalam tubuhnya. Orang tua yang memahami perubahan itu dapat membantu anak melewati masa itu dengan lebih baik,” jelasnya. (ant/akm)
Discussion about this post