KALAMANTHANA, Penajam – Sudah empat orang meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Dibanding tahun lalu, kasus DBD di wilayah ini meningkat dua kali lipat.
Terhitung sejak Januari hingga pekan ketiga Mei 2016, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menemukan sebanyak 298 kasus penyakit DBD. “Sejak Januari, cenderung ada peningkatan jumlah penderita DBD yang tersebar di berbagai wilayah,” kata Pengelola Program DBD Dinkes Kabupaten Penajam Paser Utara, Sarjito Ponco Waluyo, di Penajam, Rabu (25/5/2016).
Data Dinkes Kabupaten Penajam Paser Utara mencatat pada Januari ditemukan sebanyak 42 kasus dan meningkat menjadi 57 kasus pada Februari. “Jumlah tertinggi tercacat pada Maret sebanyak 91 kasus, kemudian April 82 kasus dan sementara Mei hingga pekan ketiga ada 26 kasus,” kata Ponco.
Menurut ia, empat penderita DBD yang dilaporkan meninggal dunia dalam lima bulan ini adalah anak-anak berusia antara enam hingga 13 tahun. “Keempat pasien DBD yang masih berusia anak-anak itu meninggal karena terlambat mendapatkan penanganan medis. Kondisinya sudah memburuk saat dirujuk ke rumah sakit,” tambah Ponco Waluyo.
Ia menambahkan jumlah kasus DBD yang ditemukan selama periode Januari-Mei 2016 tersebut melonjak dua kali lipat lebih dibanding periode sama 2015 yang hanya sebanyak 132 kasus.
Menurut Ponco, DBD merupakan salah satu penyakit yang sering muncul pada saat peralihan musim atau pancaroba, dari musim kemarau ke musim hujan. Selain itu, penyebab merebaknya kasus DBD karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama tidak menutup tempat penampungan air dan kurang efektifnya dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
“Masyarakat juga harus aktif menjaga kebersihan lingkungan, terutama membersihkan selokan atau parit sekitar rumah agar tidak jadi sarang nyamuk,” tambah Ponco Waluyo. (ant/ama)
Discussion about this post