KALAMANTHANA, Penajam – Pembangunan jembatan penghubung Penajam-Balikpapan diperkirakan akan menelan anggaran Rp5,6 triliun. Dari mana uang untuk mendanainya?
Bupati Penajam Paser Utara, Yusran Pare, menyebutkan tak ada masalah soal pendanaan pembangunan jembatan tersebut. Sebab, sudah ada investor yang menyatakan kesanggupannya untuk mendanai jembatan sepanjang 5,4 kilometer dengan lebar 33 meter itu. Baik investor dalam negeri maupun luar negeri.
“Ada empat investor dari dalam dan luar negeri yang menyatakan sanggup mendanai pembangunan jembatan penghubung itu, di antaranya investor dari Korea (Selatan) dan Singapura,” katanya.
Awal bulan ini, Ketua DPRD Balikpapan, Abdulloh menyatakan Pemerintah Kota Balikpapan harus merogoh kocek Rp105 miliar sebagai penyertaan modal dalam konsorsium pembangunan jembatan tersebut.
Pembangunan jembatan yang berdiri di atas Teluk Balikpapan itu, menurutnya, diperhitungkan mencapai Rp5,2 triliun. Pemkot Balikpapan punya kewajiban menyetor modal untuk konsorsium sebesar 5 persen, yakni sekitar Rp105 miliar.
Persoalannya, Pemkot Balikpapan bersama DPRD setempat kadung sudah menetapkan perda penyertaan modal melalui perusahaan daerah sebesar Rp60 miliar. “Kami akan revisi Perda Perusahaan Daerah mengenai penyertaan modal itu sebagai dasar hukumnya,” ujar Ketua DPRD Balikpapan, Abdulloh di Balikpapan, Kamis (5/5/2016).
Jembatan yang dirancang membentang dengan ketinggian sekurangnya 40 meter dari permukaan air pasang di Teluk Balikpapan itu, diperkirakan menelan biaya hingga Rp5,2 triliun. Sebanyak Rp1 triliun merupakan investasi badan usaha milik negara (BUMN), yaitu PT Waskita Karya sebagai kontraktor pelaksana. (ant/akm)
Discussion about this post