MENTERI Pariwisata Arief Yahya menempatkan Singapura sebagai jembatan transportasi internasional bagi wisatawan mancanegara ke Indonesia. Perannya serupa seperti Bali dan Jakarta, dengan sektor yang berbeda.
Selain menempatkan Singapura sebagai jembatan transportasi, Menpar menyebutkan Bali sebagai jembatan pariwisata bagi destinasi selain Bali. Dari Bali, wisatawan diharapkan menyebar ke berbagai daerah. Sedangkan Jakarta sebagai jembatan bagi bisnis dan perdagangan, berlanjut dalam investasi membangun amenitas di banyak kantong pariwisata di Tanah Air.
Ketiganya adalah jembatan yang penting peranannya untuk menyebarkan wisman ke tanah air. “Jangan sensi dulu, mengapa kita bekerja sama dengan Singapura! Karena secara faktual, international flight itu menjadikan Singapura sebagai terminal transit. Dan lokasi geografis yang berdekatan dengan Kepri, maka Bintan dan Batam juga diuntungkan oleh traffic yang besar di Singapura. Jadi, saya sudah putuskan untuk bekerja sama lebih erat dengan Singapura di sektor pariwisata,” ungkap Arief Yahya.
Latar belakang lain adalah 15 juta wisman setiap tahun ke Singapura. Untuk menaikkan lenght of stay dengan man made andalan Singapura tetap saja ada yang kurang, yakni culture dan nature. Bagaimana mereka mendapatkan dua daya tarik atraksi itu? Yang paling mudah adalah mengirim wisman mereka ke Kepri, Batam, Bintan, Anambas, Tanjung Balai Karimun, yang semua berada di wilayah Indonesia.
“Mau berapa lama sih orang betah di dunia hi tech seperti Singapura? Kalau pantai kita lebih keren, laut lebih oke, bawah laut lebih hidup, hutan lebih menantang, main golf lebih leluasa, sport tourism lebih oke. Mereka pasti akan menyediakan waktu untuk ke Indonesia. Dari situlah kita mendapatkan poin, semacam menjaring di kolam yang banyak ikan-ikannya,” katanya.
Faktanya, wisman yang ke Kepri juga 90 persen dari Singapura. Karena itu dengan strategi Visa Free, peluang itu semakin terbuka lebar. Kemenpar juga berkali-kali diberi kesempatan untuk membuka booth secara gratis di Changi Airport untuk mempromosikan destinasi unggulan Indonesia. “Inilah yang dimaksud kerja sama strategis, komplementer, saling mengisi,” sebut Menpar.
Bukan hanya itu, Indonesia juga terikat oleh kesepakatan ASEANTA, negara-negara ASEAN yang membuat paket pariwisata bersama, as one destination. Itu sudah efektif tahun 2016 dan sudah dilaunching di ITB Berlin 2016. “Asyiknya lagi, kerjasama dengan Singapore yang indeks competitivenessnya lebih tinggi, peringkat 11 dunia, itu sangat mendongkrak popularitas Indonesia yang masih di nomor 50 dunia. Jadi kita untung, Singapore juga untung,” ungkap Arief.
Kemenpar memang rajin berpromosi di Negeri Singa Putih yang berada di Selat Malaka itu. Dari NATAS, ITB Asia, ADEX, sampai berbagai festival yang dilangsungkan di banyak lokasi di Singapura. Branding Wonderful Indonesia juga “edan-edanan” di negeri yang dari masa ke masa menyumbang paling banyak wisman ke Indonesia itu.
Asdep ASEAN Rizky Handayani Mustafa bersama Asdep HKK Ani Insani sempat melaporkan perkembangan hubungan baik itu, dari pertemuan bilateral RI-Singapore yang diketuai Menteri Investasi Perdagangan dan Industri (MITI) dan Menko Perekonomian RI. Terkait dengan sektor pariwisata, mereka angkat topi dan sangat comfortable.
Menurut Menteri Industri and Trade Singapura, Lim Hng Kiang, pariwisata adalah sektor yang dapat menjadi contoh kerja sama yg saling menguntungkan bagi kedua negara. Dan pariwisata memberikan multiplier effect yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.
“Singapura juga melihat pemberian visa free kepada 169 negara juga sebagai kebijakan yang sangat tepat, dan akan meningkatkan kunjungan wisatawan asing melalui Singapura. Kami berharap dapat disepakati MoU on Tourism dan MoU on Cruise Tourism sehingga dapat ditandatangani pada saat leaders meeting yg rencananya akan dilaksanakan Agustus 2016 di Indonesia,” Kiki, panggilan Rizky Handayani.
Menko Perekonomian RI, Darmin Nasution menyambut positif atas respons Singapura dalam kerjasama bidang ekonomi tersebut. Dia menjelaskan bahwa Indonesia akan mengembangkan 10 Bali Baru, untuk menunjuang kerjasama yang sudah berlangsung baik selama ini. “Kami yakin kerjasama pariwisata ini akan menguntungkan kedua belah pihak,” katanya. (*)
Discussion about this post