MESIN Indonesia Incorporated terus menggelinding. Kini giliran KBRI Laos yang turun tangan mempromosikan Wonderful Indonesia di wilayah Laos, berkolaborasi dengan Kemenpar.
“Saya percaya, kawan-kawan di KBRI lebih tahu detail karakter masyarakat tempat mereka bertugas! Pasti mereka juga tahu simpul-simpul mana yang harus disentuh, untuk mendatangkan wisman ke tanah air,” ujar Menpar Arief Yahya.
Karena itu, Mantan Dirut Telkom ini sangat terbantu oleh KBRI di banyak negara, termasuk Laos. Pihaknya cukup meng up date semua materi promosi yang dibutuhkan untuk mempromosikan Wonderful Indonesia. Mereka dengan link yang sudah dimiliki, baik dengan diaspora maupun para kolega yang ada di negara tempat bertugas sudah bergerak dg optimal. Mereka juga bisa membantu mengevaluasi apa yang kurang, dan mendiskusikan, serta memperbaiki menjadi lebih baik. “Terima kasih Pak Dubes, Salam Wonderful Indonesia,” katanya.
Wajah semringah memang terlihat dari Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) di Laos. Betapa tidak, untuk pertama kalinya dalam sejarah kedutaan di negara ASEAN itu menggelar festival Wonderful Indonesia yang juga didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indonesia.
“Terima kasih juga kepada Pak Menpar atas kerjasama yang baik ini, memang kita semua harus bersinergi, tanpa dukungan Kemenpar acara ini akan terasa hambar dan tidak maksimal, apalagi ini festival pertama kali dalam sejarah di Laos. Kemenpar dan kami cetak sejarah,” ujar Dubes RI untuk Laos, Irmawan Wisnandar.
Seperti diketahui, pada pameran Wonderful Indonesia dan pentas Cultural Night di Vientiane, Laos, yang berlangsung tiga hari (27-29 Mei) itu tidak main-main dukungan Kemenpar. Belasan penari, booth besar, 1000 angklung, branding- branding besar, peralatan musik, penyanyi, designer, musisi, media, dibawa dan disiapkan Kemenpar dengan teliti dan rapih. Kemenpar terus memamerkan keindahan-keindahan Indonesia dan memperkenalkan Wonderful Indonesia ke pengunjung Mall dan Hall terbesar di Laos itu.
“Kami akan sama-sama berjuang mendukung kedatangan warga Laos ke Indonesia bersama Kemenpar, malam cultral night akan menjadi puncak promosi kami,” ujar Irmawan.
Selain itu, sebanyak 40 gerai perwakilan produk Indonesia, baik jasa maupun barang, berdiri semi permanen di dalam dan luar Vientiane Center, sebuah mal besar di pusat kota, tak jauh dari terminal bus.
Pameran tersebut merupakan yang pertama bagi perwakilan Indonesia di Laos. Sebelumnya pada tahun 1950-an, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Laos dirangkap dengan perwakilan kedutaan Bangkok, Thailand. Namun akhirnya KBRI Vientiane berdiri sendiri pada tahun 1970-an.
“Indonesia sudah bekerja sama sejak tahun 1950-an dengan Laos. Ini menjadi momen untuk meningkatkan Pariwisata sekaligus juga memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada Laos, 7 juta masyarakat Laos sangat berpotensi masuk berwisata ke Indonesia,” ujar Kepala Sub Bidang Festival Seni dan Budaya Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar, Pupung Thariq Fadillah. (*)
Discussion about this post