KALAMANTHANA, Tanah Grogot – Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, tidak bisa optimal melaksanakan kegiatan Sensus Ekonomi 2016, karena hanya mampu mendata sekitar 15.000 pelaku usaha dari sasaran awal yang diperkirakan mencapai 18.000 pelaku usaha.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Paser Bahramsyah di Tanah Grogot, Paser, Kamis (2/6/2016), mengatakan jumlah pelaku usaha yang terdata pada Sensus Ekonomi (SE) tahun ini lebih sedikit dibanding 2006.
“Sebelumnya, kami memperkirakan ada sekitar 18.000 pelaku usaha yang menjadi sasaran Sensus Ekonomi, tetapi keterbatasan anggaran dari BPS Pusat membuat kami tidak bisa melaksanakan sensus secara lengkap kepada seluruh pelaku usaha,” ujarnya.
Menurut ia, petugas pencacah lapangan hanya melaksanakan pendataan di daerah dengan konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi, selebihnya diambil sampel atau contoh.
“Untuk daerah perdesaan dengan sentra produksi yang tinggi diambil contoh sekitar 50 persen dari jumlah bangunan yang ada. Sedangkan wilayah dengan sentra produksi yang rendah hanya diambil sampel 25 persennya,” tutur Bahramsyah.
Ia menambahkan Sensus Ekonomi yang jadwalnya dilaksanakan 1-31 Mei 2016, diputuskan untuk diperpanjang hingga 15 Juni 2016, karena masih banyak data yang perlu dilengkapi. “Perpanjangan masa pelaksanaan sensus tersebut sesuai arahan BPS pusat,” tambahnya.
Dengan perpanjangan itu, petugas BPS Paser akan kembali mendatangi pelaku usaha untuk melengkapi data-data yang masih diperlukan atau tertinggal pada saat pendataan sebelumnya. “Kebanyakan data yang belum terisi terkait kepemilikan usaha ganda atau lebih, karena sebelumnya pelaku usaha hanya tercatat memiliki satu usaha,” ujar Bahramsyah.
Hal tersebut terjadi, karena pada umumnya pemilik usaha tidak berada di tempat usahanya, sehingga data yang dicatat tidak akurat. “Pada saat petugas datang, pemilik usaha kebanyakan tidak berada di tempat, sehingga data yang diperoleh petugas lapangan tidak rinci dan lengkap,” ujarnya. (ant/akm)
Discussion about this post