KALAMANTHANA, Sampit – Balai Konservasi Sumber Daya Alam menerima anak orangutan dari warga Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
“Orangutan diserahkan oleh warga bernama Parmin. Serah terima itu berhasil berkat kerja sama BKSDA Pos Sampit dengan LSM COP (Centre for Orangutan Protection) dari Jakarta,” kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Kamis (9/6/2016).
Orangutan berjenis kelamin jantan berusia sekitar dua tahun itu ditemukan di hutan. Satwa langka yang terpisah dari induknya itu kemudian dipelihara oleh Parmin.
BKSDA bersyukur karena kesadaran masyarakat untuk turut menyelamatkan satwa langka makin meningkat. Setelah diberi pengertian tentang risiko memelihara orangutan, Parmin bersedia menyerahkan orangutan tersebut.
Orangutan tersebut sudah dibawa ke kantor SKW II BKSDA Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat pada Rabu kemarin. Orangutan itu harus direhabilitasi hingga dinyatakan siap dilepasliarkan ke habitat aslinya di hutan.
Jumlah satwa langka dilindungi yang dievakuasi di Kotawaringin Timur, cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Selain orangutan, juga ada satwa jenis lain seperti owa-owa dan beruang.
Data BKSDA, evakuasi satwa langka selama 2012 lalu sebanyak enam orangutan dievakuasi, terdiri dari satu ekor melalui rescue dan lima ekor diserahkan warga. Pada 2013 tercatat sembilan satwa langka dievakuasi, terdiri empat ekor orangutan, satu owa-owa, satu kukang, dua beruang madu dan satu buaya muara.
Peningkatan terjadi pada 2014 yakni sebanyak 25 ekor satwa langka dievakuasi. Yakni 18 ekor diserahkan warga, terdiri dari 10 orangutan, empat buaya, satu bekantan dan tiga owa-owa.
Selain itu, yaitu enam ekor hasil sitaan yakni tiga orangutan, satu beruang madu dan dua owa-owa. Sedangkan sisanya yakni satu ekor orangutan merupakan hasil resque atau penyelamatan.
Selanjutnya pada 2015 tercatat 23 satwa langka dievakuasi. Yakni 17 ekor diserahkan warga, terdiri dari empat owa-owa, delapan orangutan, dua beruang dan tiga kukang serta enam ekor orangutan hasil resque.
Sedangkan sepanjang 2016 ini sudah ada delapan satwa langka dievakuasi hasil penyerahan oleh warga, yakni enam orangutan, satu beruang dan satu owa-owa.
Banyaknya satwa langka yang ke luar hutan karena habitat mereka makin tergusur oleh pembukaan lahan oleh masyarakat maupun perusahaan.
Tidak heran jika kini makin sering masyarakat melaporkan adanya satwa langka seperti orangutan. Bahkan selama Maret lalu saja ada delapan laporan gangguan orangutan di Kotawaringin Timur. (ant/rio)
Discussion about this post