KALAMANTHANA, Muara Teweh – Belasan warga pendukung Bupati Nadalsyah mendatangi gedung DPRD terkait pernyataan salah seorang anggota dewan dengan mengeluarkan kata-kata yang menyinggung bupati saat melakukan aksi demo terkait pemadaman listrik bergilir oleh PLN pekan lalu.
Kedatangan belasan warga yang merupakan kerabat Bupati Nadalsyah tersebut disambut anggota dewan Tajeri dengan mengadakan pertemuan di ruang rapat DPRD di Muara Teweh, Rabu.
Karena tersinggung dengan kata yang dikeluarkan anggota DPRD Tajeri itu saat berorasi di Bundaran Air Mancur yang menyebutkan bahwa bupati hanya mengurus bisnisnya, tidak bisa mengurus Kabupaten Barito Utara.
Selain itu, dilontarkan kata-kata mengenai bundaran air mancur yang terletak di depan rumah dinas Bupati Barito Utara bukan bundaran Bupati tapi bundaran Haji Ipau (Bundaran HI).
“Nama bundaran ini kami tidak terlalu mempersoalkan, namun kata-kata bahwa Bupati hanya mengurus bisnisnya, tidak bisa mengurus Kabupaten Barito Utara, itu yang membuat kami tersinggung,” kata Jimmy Carter, adik kandung Bupati Nadalsyah yang saat itu ikut mendatangi kantor DPRD Barito Utara bertemu dengan Tajeri.
Dalam pertemuan tersebut, para pendukung yang sebelumnya merupakan tim sukses bupati meminta agar Tajeri meminta maaf langsung disaksikan anggota dewan, dan juga meminta maaf secara langsung kepada Bupati Nadalsyah.
“Kami memang tidak memiliki rekaman video aksi demo aksi demo tersebut dan kata-kata yang menyinggung Bupati itu juga tidak ada kami temukan di dalam surat kabar, tetapi ada yang mendengar bahwa beliau menyurakan hal itu saat berorasi di Bundaran Air mancur,” ujarnya.
Menurut Jimmy, untuk masalah listrik yang terjadi di wilayah ini bukan merupakan ranah Bupati Barito Utara, sebab PLN itu perusahaan persero milik negara. Lain halnya dengan perusahaan daerah atau PDAM, Bupati masih memiliki kewenangan. (ant/rio)
Discussion about this post