KALAMANTHANA, Muara Teweh – Sepekan lebih terhenti, kini kapal dan tongkang bisa melewati Sungai Barito di wilayah Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya, Kalimantan Tengah. Pasalnya, debit air mulai naik setelah hujan turun beberapa hari terakhir.
“Sejak pagi ini sejumlah kapal dan tongkang bermuatan ribuan ton batu bara serta kosong mulai berlayar ke hilir atau selatan, setelah sepekan lebih terhenti karena sungai surut,” kata Kepala UPTD Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan (LLASDP) pada Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Barito Utara Muhammad Nurdin, di Muara Teweh, Kamis (14/7/2016).
Kenaikan debit air di daerah aliran sungai (DAS) Barito sepanjang 900 kilometer yang bermuara di Kalimantan Selatan ini, karena hujan mulai turun sejak beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Murung Raya yang terletak di wilayah hulu atau utara.
Sejumlah kapal tarik (tug boat) dan tongkang kosong milik perusahaan batu bara yang sempat tertahan di pinggiran Sungai Barito kawasan Bukau Kecamatan Teweh Tengah dan tempat lainnya, kini sebagian mulai berlayar ke hulu.
“Ketinggian air mulai naik, sehingga kini dapat dilayari tongkang berkapasitas muatan batu bara di atas 3.000 ton,” katanya pula.
Menurut dia, tongkang yang berlayar mengangkut batu bara masih belum banyak, mengingat saat ini masih menunggu antrean di pelabuhan khusus (stock field) untuk memuat batu bara.
“Skala tinggi air atau STA di Muara Teweh pada Kamis (14/7) pagi berada di angka 7,20 meter yang menunjukkan ketinggian air lebih aman untuk transportasi sungai khususnya kapal bertonase besar,” ujarnya pula.
Meski pada awal Juli ini diprediksi mulai kemarau, namun hujan masih turun di Barito Utara dengan intensitas masih rendah dan kenaikan debit air Sungai Barito terjadi karena curah hujan di wilayah hulu atau pedalaman Kabupaten Murung Raya cukup tinggi.
“Air Sungai Barito naik biasanya karena hujan di wilayah utara atau hulu sangat tinggi dan lebat,” kata Nurdin pula. (ant/rio)
Discussion about this post