KALAMANTHANA, Penajam – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menargetkan pendapatan asli daerah dari Pelabuhan Benuo Taka sekitar Rp1 miliar.
Kepala Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata dan Komunikasi Informatika Kabupaten Penajam Paser Utara, Ady Irawan saat ditemui di Penajam, Jumat mengatakan, meski Pelabuhan Benuo Taka di Kawasan Industri Buluminung baru dioperasikan pada 2016 diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Sejak dilakukan bongkar muat dan pengapalan perdana pada Juli 2016, pelabuhan milik Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara itu mulai ramai digunakan untuk kegiatan bongkar muat dan pengapalan CPO (crude palm oil) atau minyak sawit mentah.
“Beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit mulai melakukan bongkar muat dan pengapalan minyak sawit mentah di Pelabuhan Benuo Taka,” kata Ady Irawan.
Selain PT Mega Hijau Lestari, Pelabuhan Benuo Taka kini juga melayani bongkar muat dan pengapalan CPO milik PT Gawi Makmur Kalimantan.
“Untuk sekali bongkar muat dan pengapalan pemerintah daerah mendapatkan retribusi Rp62.500.000 dari kedua perusahaan tersebut,” ungkap Ady Irawa.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara menetapkan tarif retribusi sekali bongkar muat dan pengapalan baik itu untuk CPO maupun batu bara sebesar Rp12.500 per ton.
Dishubbudpar Kominfo Kabupaten Penajam Paser Utara, menargetkan kegiatan bongkar muat dan pengapalan CPO di Pelabuhan Benuo Taka itu dilakukan minimal dua kali dalam satu bulan.
Sementara untuk bongkar muat dan pengapalan batu bara milik PT Rabani lanjut Ady Irawan, mencapai 100 ton dalam sebulan dengan total retribusi mencapai Rp1.2 miliar.
Melihat potensi pendapatan yang cukup besar tersebut ia optimistis target perolehan PAD dari retribusi Pelabuhan Benuo Taka yang ditetapkan sekitar Rp1 miliar lebih tersebut dapat terpenuhi.
“Pelabuhan Benuo Taka itu, dapat menjadi solusi terhadap penurunan dana bagi hasil dari pemerintah pusat,” kata Ady Irawan. (ant/rio)
Discussion about this post