KALAMANTHANA, Pontianak – Kepala Dinas Kehewanan dan Peternakan Kalimantan Barat Abdul Manaf mengatakan, pihaknya hingga kini belum mau menerima pasokan jeroan impor yang merupakan kebijakan baru dari pemerintah pusat.
“Saat ini kita tidak memasukan impor jeroan di Kalbar karena pemenuhan bahan baku untuk pedagang bakso dan rumah makan masih terpenuhi dari pemotongan lokal. Ini menggambarkan pangsa pasar yang belum meningkat,” ujarnya di Pontianak.
Manaf mengatakan, jeroan impor baru akan bisa masuk apabila pasar atau kebutuhannya meningkat.
Alasan penolakan lain, kata Manaf, dilihat dari aspek kesehatan yang tidak mendukung. Apalagi jeroan menjadi media masuknya penyakit. Karena itu tidak baik untuk mengkonsumsi hati dan paru-paru yang merupakan komponen dari jeroan.
“Dampaknya membuat kolesterol tinggi. Justru lebih baik mengkonsumsi daging,” katanya.
Dikatakannya, masih banyak beredar informasi yang perlu diluruskan. Informasi yang beredar itu menyebutkan penyebab tingginya kolesterol akibat dari mengkonsumsi daging. Padahal dampak yang dirasakan itu justru dari cara mengolahnya.
“Masak dengan santan itu jelas menambah kolesterol. Belum lagi jeroan dicampur dengan daging. Makanya di luar negeri barang ini tidak dimakan dan harganya murah,” katanya.
Namun Manaf juga berharap dengan dibukanya kran impor itu jangan sampai menjadi kesempatan masuknya daging-daging seludupan. “Tetapi pemerintah sudah melakukan kajian analisis keamanan jika kran impor ini dibuka,” kata dia. (ant/rio)
Discussion about this post