KALAMANTHANA, Jakarta – Berbanggalah Kota Tarakan, juga Kalimantan Utara, atas kedua putranya ini. Meski provinsi baru, mereka memiliki sumber daya jempolan. Tak percaya? Tengoklah prestasi Aan Aria Nanda dan Feriawan Tan. Keduanya mampu mengguncang Asia.
Aan dan Feriawan adalah siswa SMA Negeri Tarakan. Keduanya meraih medali emas pada ajang bergengsi, International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di Harbin, Tiongkok, 15-20 Juli lalu. Karya mereka berjudul D-box CC (Detector Box for CO and CO2) memukau juri. Keunggulan alat ini mampu mendeteksi kadar kandungan gas CO dan CO2 yang berbahaya bagi manusia.
Secara keseluruhan, ada lima pelajar Indonesia yang meraih emas dan special awards pada ajang begengsi itu. Tiga karya ilmiah peneliti remaja Indonesia yang merupakaan binaan kompetisi ilmiah LIPI itu berhasil menyabet satu medali emas, satu medali perak, dan sejumlah special award.
Sekretaris Utama LIPI, Siti Nuramliati Prijono di Jakarta, Kamis (21/7/2016), menyambut gembira prestasi tersebut. Sebelum keberangkatan mereka, ia mengatakan LIPI telah memberikan bimbingan dan arahan agar peserta memperoleh gambaran tentang kompetisi tersebut.
Siti mengatakan bahwa keberhasilan lima pelajar ini menjadi indikator peningkatan kualitas peneliti remaja di Indonesia. “Kita harus dapat terus meningkatkan kualitas peneliti remaja dengan kompetisi sejenis di Indonesia seperti National Young Inventor Award (NYIA), sehingga mereka nantinya akan terbiasa berkompetisi dan tertarik pada riset,” katanya.
Kepala Biro Kerja sama, Hukum, dan Humas Nur Tri Aries Suestiningtyas mengatakan prestasi yang diraih lima peneliti remaja tersebut dapat menstimulasi remaja lainnya agar ikut berinovasi menciptakan penelitian yang berguna untuk masyarakat. Dan, akhirnya menciptakan bibit unggul peneliti Indonesia di masa depan.
Selain medali emas Aan dan Feriawan, medali perak dirail oleh invensi berjudul “Smart Trash Bin” yang merupakan karya Ryan Timothy Abisha dari Sampoerna Academy Jakarta. Fungsi alat ini adalah memberikan solusi bagi masyarakat, khususnya anak-anak, yang belum paham dalam mengategorikan dan memilah jenis sampah organik, non organik, atau metal.
Selain itu, alat ini dapat memberikan petunjuk jenis sampah yang akan dibuang. Selain meraih medali perak, invensi tersebut berhasil memperoleh Special Award from Japan dan Special Award from Macau.
Selain itu, Special Award from Singapore dan Special Award from Thailand berhasil diraih oleh invensi “Flood Mitigation System” atau Sistem Mitigasi Banjir. Penemunya adalah Asep Muhamady Anwar Salim bersama Muchammad Alfarisi dari SMK Negeri 2 Cimahi, Jawa Barat.
Invensi tersebut merupakan sistem informasi peringatan dini bencana banjir yang disampaikan melalui pesan singkat. Tujuan dari karya ini adalah untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan deteksi dini kebencanaan lingkungan khususnya di daerah bencana banjir. (ant/rio)
Discussion about this post