KALAMANTHANA, Muara Teweh – Pihak kepolisian akhirnya buka suara soal penanganan perkara dua pembantu di Klinik Bersalin Christina yang lebam diduga karena dianiaya majikannya. Polisi bilang bukan tak mau menangani saat awal perkara, tapi….?
Kapolsek Teweh Tengah AKP Januar Kencana kepada wartawan mengatakan, pihaknya bukan tidak mau menerima laporan korban kasus kekerasan yang menimpa pembantu rumah tangga itu. Tapi korbanlah yang tidak mau membuat laporan.
“Saat itu korban kita sarankan untuk membuat laporan, agar dapat divisum. Tapi yang bersangkutan tidak mau membuat laporan, karena takut. Nah selanjutnya majikan perempuannya datang menjemput dan akan membawa korban. Rencananya akan dibawa pulang ke Sumatera,” kata Kapolsek.
Januar mengatakan korban yang usia muda datang ke kantor Polsek dijemput anggota menggunakan mobil patroli pada Minggu (31/6) pagi sekira pukul 06.00 WIB. Awalnya, korban ditemukan warga dan langsung dilaporkan ke Ketua RT 29 lalu, warga melapor ke anggota Polsek Teweh Tengah.
“Jadi tidak benar korban pulang naik ojek, tapi dia dijemput majikan perempuannya yang rencananya akan dibawa pulang ke Sumatera. Jadi kami bukan mengembalikan, tapi karena ada majikannya yang menjemput. Meski mereka menerima laporan, jika korban melapor tetap pihaknya limpahkan kasusnya ke Polres Barito Utara dan nantinya akan ditangani bagian unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA),” jelas Januar.
Seperti diketahui, dua pembantu di klinik tersebut, SS (13) dan R (23), lebam karena dianiaya pemilik klinik. Ketua RT 29 Kelurahan Lanjas, Supriyadi di Muara Teweh, Kamis (4/8/2016), mengatakan berdasarkan pengakuan seorang pembantu yang masih anak-anak bernama Samudra Simatupang (13), dirinya baru lima bulan berada di Muara Teweh.
Peristiwa itu terjadi Sabtu (30/7) dinihari sekitar pukul 03.00 WIB, ada telpon dari temannya bernama Mansur dengan mengatakan ada warga terlantar yang diduga akibat perlakuan kekerasan.
“Karena diminta datang, ya saya datangi ke sana, padahal lokasi tempat kejadiannya masuk wilayah RT 17 Kelurahan Lanjas. Karena pada waktu itu teman saya minta pertolongan kepada saya, lalu saya datang ke sana,” kata Supriyadi.
Sampai di depan rumah temannya, dia melihat pintu rumah masih kondisi tertutup. Dia inisiatif menelepon Mansur. Dia bilang ada di belakang rumah di sekitar alang-alang ujung Bandara Beringin Muara Teweh. Ternyata posisinya persis berada di ujung bandara Beringin Muara Teweh atau tepatnya belakang pencucian kendaraan Anisa.
“Saat saya tiba di sana, anak itu langsung lari bersembunyi masuk alang-alang, namun ketika saya panggil anak itu datang menemui dengan mengatakan saya takut Om. Saya melihat kondisi tubuh anak tersebut dalam kondisi kurus. Kamu belum makan ya? Saya lapar Om,” tutur dia.
Anak itu, lanjut dia, bilang jangan dibawa ke rumah itu dan minta jangan lapor polisi, karena dia takut dan mengaku setiap hari selalu mendapat perlakuan kekerasan dari majikannya. (ant/rio)
Discussion about this post