KALAMANTHANA, Muara Teweh – Warga Barito Utara, khususnya Kota Muara Teweh, kecela. Maksud hati ingin menyaksikan dua pembantu lebam diduga karena disiksa majikan yang menghebohkan itu, ternyata klinik yang dimaksud kosong melompong.
Kamis sore itu, sejumlah warga mendatangi Klinik Bersalin Christina yang bikin heboh seantero kota. “Kami ingin menyaksikan korban penyiksaan yang membuat heboh di kalangan masyarakat itu,” kata Elis, salah seorang warga.
Tetapi, keinginan mereka untuk melihat langsung SS (13) dan R (23), yang disebut-sebut lebam karena disika pemilik klinik tersebut, tak bisa terwujud. Pasalnya, klinik tersebut terlihat sepi karena pemilik klinik sudah tidak berada di tempat.
Alih-alih menyaksikan korban, warga hanya melihat sejumlah anggota Polres Barito Utara. Kehadiran mereka di Jalan Pendreh, Muara Teweh itu, adalah untuk berjaga-jaga demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan terjadi.
“Kondisi klinik sudah sepi. Majikan serta kedua orang pembantu itu juga sudah kabur entah kemana,” sebut Agus, warga setempat.
Seperti diketahui, dua pembantu di klinik tersebut, SS (13) dan R (23), lebam karena dianiaya pemilik klinik. Ketua RT 29 Kelurahan Lanjas, Supriyadi di Muara Teweh, Kamis (4/8/2016), mengatakan berdasarkan pengakuan seorang pembantu yang masih anak-anak bernama Samudra Simatupang (13), dirinya baru lima bulan berada di Muara Teweh.
Peristiwa itu terjadi Sabtu (30/7) dinihari sekitar pukul 03.00 WIB, ada telpon dari temannya bernama Mansur dengan mengatakan ada warga terlantar yang diduga akibat perlakuan kekerasan.
“Karena diminta datang, ya saya datangi ke sana, padahal lokasi tempat kejadiannya masuk wilayah RT 17 Kelurahan Lanjas. Karena pada waktu itu teman saya minta pertolongan kepada saya, lalu saya datang ke sana,” kata Supriyadi.
Sampai di depan rumah temannya, dia melihat pintu rumah masih kondisi tertutup. Dia inisiatif menelepon Mansur. Dia bilang ada di belakang rumah di sekitar alang-alang ujung Bandara Beringin Muara Teweh. Ternyata posisinya persis berada di ujung bandara Beringin Muara Teweh atau tepatnya belakang pencucian kendaraan Anisa.
“Saat saya tiba di sana, anak itu langsung lari bersembunyi masuk alang-alang, namun ketika saya panggil anak itu datang menemui dengan mengatakan saya takut Om. Saya melihat kondisi tubuh anak tersebut dalam kondisi kurus. Kamu belum makan ya? Saya lapar Om,” tutur dia.
Anak itu, lanjut dia, bilang jangan dibawa ke rumah itu dan minta jangan lapor polisi, karena dia takut dan mengaku setiap hari selalu mendapat perlakuan kekerasan dari majikannya. (ant/rio)
Discussion about this post