KALAMANTHANA, Samarinda – Pembangunan fly over (jalan layang) Air Hitam, Samarinda, menuai kritik. Bukan soal programnya, melainkan pada konsep dan cara pembangunannya.
Kritikan itu, salah satunya, datang dari anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono. Dia menyoroti konsep pembangunan jalan layang yang belum melengkapi infrastruktur pendukung seperti drainase dan lampu penerangan jalan.
Menurut Sapto di Samarinda, saat ini banyak warga sekitar proyek yang menelan Rp127 miliar tersebut mengeluhkan terjadinya banjir. Soalnya, drainase di sekitar jembatan layang tersebut kurang berfungsi optimal.
Apalagi, lanjutnya, di sepanjang lintasan flyover, tidak adanya lampu tentu membahayakan pengguna jalan, rawan kecelakaan maupun kriminalitas.
“Kita tinggal melihat saja seperti apa kontrak pengerjaannya, detail pengerjaannya apa-apa saja. Apakah terdapat item lampu penerangan atau tidak. Kalau ada berarti tanggung jawab kontraktor,” kata politikus muda Golkar ini.
Ia menambahkan, jika memang tidak terdapat pengerjaan pengadaan lampu jalan, maka menurutnya, yang perlu di crosscheck ulang adalah sudahkah dianggarkan oleh Pemerintah Kota Samarinda.
Dengan crosscheck seperti itu diharapkan bisa segera mendapat kejelasan. Jika memang tanggung jawab kontraktor maka Pemkot Samarinda perlu mendesak pemasangan lampu dengan segera.
“Apalagi penggunanya cukup banyak di malam hari. Hal-hal seperti ini penting diperhatikan. Bukan sekadar bisa digunakan tanpa mengutamakan sarana pendukung. Jangan menunggu insiden,” ungkapnya.
Yang juga tak kalah penting, menyinggung soal drainase. Perlu adanya pembenahan hingga tuntas agar tidak banjir. Semua bekas kegiatan proyek juga harus dibenahi kembali. Seperti jalan yang belum mulus, penataan median, marka jalan, rambu-rambu dan taman.
“Semuanya penting dituntaskan agar bisa berfungsi maksimal dan terlihat indah serta mengantisipasi agar areal di bawah flyover tetap bersih,” sebutnya.
Jalan layang atau flyover simpang air hitam, sudah bisa dilalui kendaraan umum sejak Jumat (22/7). Sebelumnya proses pengerjaan jembatan tersebut sempat molor karena pengangkatan bentang tengah jembatan sempat terjatuh dan mengalami keretakan. (ant/rio)
Discussion about this post