KALAMANTHANA, Penajam – Proses pembuatan analisa mengenai dampak lingkungan (amdal) jembatan tol Penajam-Balikpapan butuh waktu lebih lama dari yang semula diperhitungkan. Apa yang terjadi?
Bupati Penajam Paser Utara, Yusran Aspar menyebutkan tim konsorsium pembangunan jembatan tol itu harus melakukan koordinasi dengan PT Pertamina dan TNI Angkatan Laut di Balikpapan. Sebab, pada akhirnya, pembangunan jembatan itu melalui lahan milik keduanya.
“Koordinasi itu dilakukan karena posisi jembatan penghubung Penajam-Balikpapan itu nantinya akan melalui lahan milik kedua institusi itu,” katanya.
Rencana pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan, pada sisi Balikpapan titik akhirnya tepat berhadapan dengan Kantor Komisi Pemilihan Umum tembus ke jalan Jenderal Sudirman.
“Namun, karena kondisi kemacetan di Kota Balikpapan yang cukup tinggi dan sempitnya lahan, sehingga perlu beberapa pengkajian, serta pembebasan lahan milik PT Pertamina dan adanya markas Pangkalan TNI Angkatan Laut,” tambahnya.
Setelah proses amdal selesai, lanjut bupati, proyek pembangunan jembatan tol di atas Teluk Balikpapan sepanjang 5,4 kilometer dengan lebar 33 meter itu akan dilelang di Badan Pengatur Jalan Tol.
Pemancangan jembatan Penajam-Balikpapan yang pembangunannya diperkirakan menelan anggaran hingga Rp5,6 triliun tersebut diharapkan dapat dilakukan pada akhir 2016, setelah tahapan pelelangan di BPJT.
Yusran sendiri optimistis pemancangan tiang perdana jembatan itu bisa dilakukan pada Desember 2016 ini. “Beberapa proses pembangunan jembatan tol Penajam-Balikpapan sudah terselesaikan, jadi kami optimistis pembangunan jembatan itu dapat terwujud pada tahun ini,” katanya. (ant/rio)
Discussion about this post