KALAMANTHANA, Muara Teweh – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan bencana tahunan yang terjadi di Indonesia, khusunya di wilayah Sumatera dan Kalimantan, termasuk juga di Kabupaten Barito Utara.
Berdasarkan data hotspot tahun 2015, karhutla di Barut hampir terjadi pada seluruh wilayah kecamatan, yaitu Gunung Timang, Teweh Timur, Teweh Selatan, Teweh Baru, Teweh Tengah, Montallat dan Lahei dengan luas area terbakar lebih kurang 546,5 hektar.
“Kejadian kebakaran lahan dan hutan juga menjadi isu nasional dan bahkan isu regional, karena dampak asap yang ditimbulkan telah menyebar sampai ke negara tetangga (Singapura dan Malaysia),” Ujar Bupati Barut, H Nadalsyah di Muara Teweh, Sabtu (13/8/2016).
Menurut Bupati, kejadian karhutla dapat menimbulkan kerugian secara ekologi, ekonomi, sosial maupun budaya yang sulit dihitung besarannya. Kerugian secara ekologi yaitu terjadinya kerusakan tanah, flora dan fauna, tatanan air dan penurunan kulaitas udara akibat asap yang ditimbulkan dari karhutla.
Terkait dengan itu, Bupati mengajak seluruh jajaran pemerintah, pihak swasta dan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pencegahan terjadinya karhutla. “Begitu juga halnya bagi kepala desa yang baru dilantik agar lebih intens memberikan penyuluhan kepada warganya untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar,” pinta Bupati.
Dan kepada pimpinan perusahaan kelapa sawit, Bupati juga mengharapkan agar lebih proaktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat disekitar lokasi kebun dan secepatnya melakukan penanggulangan bila terjadi kebakaran diwilayah lokasi kebun atau disekitar lokasi kebun. (ss)
Discussion about this post