KALAMANTHANA, Kuala Pembuang – Wacana sekolah sehari penuh (full day school) dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy dapat penolakan di banyak tempat. Tapi, tidak di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Bupati Sudarsono mendukungnya.
“Secara pribadi, saya mendukung program tersebut,” kata Sudarsono di Kuala Pembuang, Senin (15/8/2016).
Orang nomor satu di “Bumi Gawi Hatantiring” ini mengatakan, sistem sekolah sehari penuh bukanlah hal yang baru di Indonesia. Bahkan beberapa sekolah seperti sekolah terpadu, sekolah internasional, dan pondok pesantren sudah lebih dulu menerapkan sistem tersebut.
“Saya melihat konsep ini bagus, bukan jam pelajaran yang ditambah, tapi untuk jam aktivitas siswa di sekolah yang di tambah. Kalau konsepnya seperti itu maka kita di Seruyan sudah lama melakukannya lewat berbagai kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa,” katanya.
Sebagai orang berlatarbelakang aktivis pendidikan, bupati yang terpilih lewat jalur perseorangan ini mengaku telah lama menggagas pendidikan sehari penuh jauh sebelum Menteri Pendidikan.
Menurutnya, konsep itu sangat baik untuk menempa mental anak agar mendapatkan masukan yang baik dan benar sehingga pendidikan karakter menjadi maksimal. Selain itu, sekolah sehari penuh juga sangat membantu pengawasan orangtua terhadap anak yang saat ini masih lemah.
Kondisi sekarang, kebanyakan orangtua sibuk bekerja di kantor hingga sore menjelang petang. Sedangkan anak-anak yang hanya sekolah dari pagi sampai siang akan berada di rumah sendirian tanpa pengawasan setelah pulang sekolah.
“Jika mereka tetap berada di sekolah hingga sore, maka dampak negatif dari luputnya pengawasan orangtua bisa dihindari. Kemudian, dengan lebih banyak di sekolah, waktu anak tidak akan tersita untuk hal-hal yang tidak semestinya,” katanya.
Meski demikian, Sudarsono belum bisa memastikan konsep pendidikan sehari penuh dapat benar-benar diterapkan di Seruyan, karena aplikasinya sangat tergantung dari petunjuk teknis dan pelaksanaan dari pemerintah pusat.
“Kita masih menunggu petunjuk teknis dan pelaksanaannya seperti apa, tapi yang pasti kalau tujuannya adalah untuk mengarahkan anak kepada hal yang positif maka kita dukung,” katanya. (ant/rio)
Discussion about this post