KALAMANTHANA, Palangka Raya – Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengharapkan Pemerintah Pusat, khususnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jangan hanya berjanji membantu menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.
“Pemerintah daerah diminta menyusun dan mengirim anggaran penanggulangan karhutla, namun setelah diberikan tetap saja sampai sekarang belum ada realisasinya,” kata Sugianto di Palangka Raya, Kamis (18/8/2016).
Dia mengatakan kalau BNPB dan Kementerian LHK membantu penanggulangan karhutla, ya harus direalisasikan segera. “Jangan hanya janji-janji. Kasihan kami, bupati/wali kota disalahkan ketika terjadi bencana kabut asap akibat karhutla,” tambahnya.
Anggota DPR periode 2009-2014 ini menyebut Pemprov Kalteng telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) karhutla, namun sekarang ini kesulitan bergerak secara optimal karena keterbatasan anggaran.
Dia mengatakan Pemprov Kalteng di tahun 2016 belum optimal menganggarkan penanggulangan karhutla. Hal itu karena adanya janji dari BNPB maupun Kementerian LHK akan membantu anggaran penanggulangannya.
“APBD 2016 kan yang menyusun Penjabat Gubernur Hadi Prabowo. Nanti tahun 2017 akan kita anggarkan lebih optimal. Sekarang ini kami berharap Pemerintah Pusat segera merealisasikan janjinya,” tegas Sugianto.
Berdasarkan data Satgas Karhutla Kalteng, karhutla terbanyak terjadi pada 11 Agustus 2016 yang mencapai 27 titik. Karhutla tersebut terjadi di Kota Palangka Raya, Kabupaten Kapuas, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Seruyan, Sukamara dan Katingan.
Dansatgas Karhutla Kalteng Kolonel Purwo Sudaryanto mengatakan sampai sekarang ini belum ada upaya meningkatkan status dari siaga menjadi tanggap. Meski begitu, Kabupaten Kotawaringin Barat telah menetapkan status tanggap darurat.
“Kita berharap Kalteng tetap di status siaga darurat, jangan sampai jadi tanggap darurat. Prediksi BMKG, Kalteng ini masih kemarau basah dan akan terjadi hingga September 2016. Kita berharap Kalteng merdeka dari asaplah. Mohon dukungannya,” ujar Purwo. (ant/rio)
Discussion about this post