KALAMANTHANA, Banjarmasin – Seorang bocah sekolah dasar yang diduga menjadi korban penyekapan oleh orang tidak dikenal setelah dua hari kejadian sampai saat belum masuk sekolah untuk mengikuti pelajaran seperti biasa.
Kepala Sekolah Dasar Negeri Sei Lulut 8 Banjarmasin Dwi Aryanti Spd di Banjarmasin, Jumat, mengatakan memang betul anak tersebut belum masuk sekolah. Anak tersebut diketahui berinisial YG (10) kelas 4 yang diduga mengalami tindak kekerasan terhadap dirinya.
“Kami sebagai guru memaklumi saja, dan orang tuanya juga sudah memberikan kabar ke kami kalau anaknya belum bisa bersekolah,” ucapnya.
Dwi sapaan akrab Kepala Sekolah itu terus mengatakan, kemungkinan YG tidak bisa sekolah karena masih mengalami trauma dan takut atas kejadian yang baru saja dialaminya.
Atas kejadian itu pihak sekolah langsung memberikan imbauan kepada orang tua murid untuk tepat waktu menjemput anaknya sekolah. “Orang tua murid kami minta jangan sampai anak yang menunggu jemputan karena di selang waktu menunggu itu kita tidak tahu apa yang bisa terjadi,” tutur wanita berhijab itu.
Dikatakannya, belajar dari kejadian itu maka mulai saat ini pihaknya sekolah memperketat pengawasan, apabila belum dijemput orang tua maka anak murid tidak boleh keluar pagar sekolah.
“Para guru juga tidak boleh pulang dan menunggui anak didiknya yang belum dijemput oleh orang tuanya,” ujarnya saat di depan ruang kerjanya.
Sementara itu salah seorang orang tua murid Ibu Ida di Banjarmasin, mengatakan sebelum kejadian itu dirinya sebelum menjemput anak terlebih dulu menelepon namun dengan adanya kejadian ini anak belum pulang dirinya sudah lebih dulu menunggu di depan sekolahan.
“Saya tidak mau kalau anak saya menjadi korban berikutnya apalagi anak saya perempuan, makanya saya lebih cepat menunggu di depan sekolah sebelum dia pulang,” ucapnya.
Sekedar untuk diketahui kejadian penyekapan terhadap korban YG yang terjadi pada Rabu (14/9) sore, sekitar pukul 15.00 wita di samping sekolahannya SDN Sei Lulut 8 Banjarmasin. Bocah SD tersebut disekap di dalam sebuah mobil dan diduga mendapatkan tindak kekerasan oleh beberapa orang laki-laki dewasa.
Hingga saat ini korban masih mengalami trauma dan ketakutan hingga tidak mau turun ke sekolah untuk mengikut pelajaran seperti biasanya. (ant/akm)
Discussion about this post