KALAMANTHANA, Banjarbaru – Pemerintah Kota Banjarbaru baru saja menutup tiga lokalisasi prostitusi di wilayahnya. Bagaimana nasib pekerja seks komersial (PSK) di sana. Tenang, jika mau, mereka dapat bantuan hidup dan modal usaha selama enam bulan berturut-turut.
Dengan ditutupnya tiga lokalisasi di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yakni Pebatuan di Jalan Kenanga, KM 18, dan Batu Besi, maka secara keseluruhan di Indonesia tinggal 33 lokalisasi yang masih buka. Jauh berkurang dibanding tahun 2014 di mana masih beroperasi 160 lebih lokaliasi.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan penutupan seluruh lokalisasi ditargetkan selesai pada tahun 2019. Menurut dia, penutupan lokalisasi bukan pekerjaan mudah dan membutuhkan kerja sama banyak pihak karena persoalannya sedemian kompleks, termasuk pascapenutupan.
Pemerintah tak mau membiarkan eks PSK yang biasa mencari uang banyak dengan cara gampang, kehilangan arah. Maka, Kementerian Sosial memberikan bantuan kepada eks PSK sebesar Rp5.050.000 setiap bulan selama enam bulan. Rinciannya adalah Rp3 juta untuk Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Rp1,8 juta untuk jaminan hidup, dan Rp 250 ribu untuk transpor lokal.
Lalu, bagi pemilik wisma? Pemerintah Kota Banjarbaru juga memberikan jalan keluar. Untuk pemilik wisma akan dilakukan pembebasan lahan dengan luas sekitar 1,5 hektare, dan bekas lokalisasi akan dijadikan kawasan yang hidup secara ekonomi. Bahkan, di bekas areal lokalisasi di Batu Besi akan dibangun kantor kecamatan, Polsek, dan Koramil.
Deklarasi penutupan lokalisasi diikuti sejumlah elemen masyarakat di Banjarbaru dan dihadiri oleh pejabat daerah tetangga sekitar Kota Banjarbaru. Hadir juga anggota DPR RI dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha yang berasal dari daerah pemilihan Kalsel 1. (ant/akm)
Discussion about this post