KALAMANTHANA, Sampit – Tewasnya Adolf Gabriel (59), memunculkan duka mendalam bagi Jacksen, putranya. Dia mengaku belum tahu persis apa yang menyebabkan ada orang lain yang tega menghabisi ayahnya.
Jacksen tampak terpukul di ruang instalasi kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani, Sampit, Jumat (7/10/2016). Betapa tidak, dia harus kehilangan ayahnya sendiri yang selama ini bertugas sebagai komandan peleton (danton) sekuriti perusahaan besar swasta (PBS) PT Agro Karya Prima Lestari.
Jacksen mengaku baru mengetahui ayahnya meninggal setelah anak buah Adolf memberitahunya. “Saya baru diberitahu setelah ayah saya meninggal. Kami juga masih belum tahu kenapa bisa seperti ini,” katanya.
Adolf yang purnawirawan tentara itu bertugas di salah satu perusahaan sawit yang berafiliasi ke Grup Sinarmas, setelah pensiun. Dia bertugas di kawasan kebun di Mentaya Hulu, Kotawaringin Timur. Adolf tewas karena dugaan dikeroyok.
Kematian korban diduga akibat pukulan benda tumpul di sekujur tubuhnya oleh segerombolan pencuri buah sawit di lokasi tersebut. Korban mengalami sejumlah luka, kebanyakan di bagian paha dan kaki. Saat meninggal, korban mengeluarkan busa dari mulutnya.
Salah seorang karyawan setempat yang mengantarkan jenazah korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani, Sampit, mengatakan korban tewas pada hari Kamis (6/10/2016) sekitar pukul 20.00 WIB. Jasad Adolf baru dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 03.30 WIB dinihari pada Jumat (7/10/2016). (raf)
Discussion about this post