KALAMANTHANA, Kuala Kapuas – Masyarakat di tiga kecamatan, Kapuas Murung, Dadahup, dan Mantangai, gundah akibat poros jalan yang menghubungkan ketiga kecamatan itu rusak parah.
Kerusakan ini terjadi akibat dari mobilitas angkutan yang dilalui oleh puluhan bahkan ratusan truk-truk pengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, angkutan kayu galam dan halaban bahan pembuat arang melebihi kapasitas/tonase jalan.
“Hampir tiap malam dengan leluasa mobil-mobil besar itu melewati jalan kami. Juga saat ini musim penghujan sehingga turut memperparah keadaan jalan,” ucap Nurhidayah, warga Kapuas yang bekerja di Dadahup, Jumat (14/10/2016).
Bahkan ibu yang pulang pergi Kapuas-Dadahup ini beberapa kali terperosok dan jatuh sehingga harus dirawat di rumah sakit. Belum lagi dipagi hari harus mengeluarkan biaya ekstra berupa uang tunai kepada sejumlah warga yang meminta uang untuk biaya perbaikan jalan.
“Ruas jalan yang rusak mulai dari Desa Palinget, Desa Bunga Mawar Kecamatan Pulau Petak, Desa Mampai Kecamatan Kapuas Murung, Dadahup hingga sampai di Desa Alaska G1 Kecamatan Dadahup,” ucapnya.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Desa Mampai Atik. Dia menyampaikan laporan dengan terjadinya kerusakan parah jalan di daerah tersebut mengakibatkan banyak kendaraan, khususnya roda empat yang terjebak amblas sehingga terjadi pungutan/sumbangan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap para pengendara/sopir sebagai upah membantu meloloskan mobil yang terperosok dalam kubangan.
Lebih jauh dikatakan Kades Mampai akibat dari kerusakan jalan, sering mobil ambulans yang membawa pasien rujukan dari Puskesmas Kecamatan Dadahup tertahan, menunggu mobil yang amblas dapat lolos dari kubangan jalan yang hancur. Hal tersebut membuat penanganan pasien jadi terhambat.
Dia mengharapkan kepada dinas terkait untuk dapat sesegera mungkin dapat memperbaiki jalan sehingga masyarakat dapat melakukan aktifitas dengan aman dan nyaman.
“Kami juga sangat mengharapkan agar SKPD terkait baik di tingkat Kabupaten Kapuas maupun Provinsi Kalimantan Tengah tidak hanya melakukan pengawasan, tetapi tindakan nyata sehingga aktivitas angkutan yang melebihi tonase jalan sekaligus perbaikan jalan agar masyarakat kami dapat menikmati jalan yang nyaman dan aman serta dapat bertahan lama,” pungkas Atik. (nad)
Discussion about this post