KALAMANTHANA, Sampit – Selain sebagai kota pelabuhan, Sampit di Kotawaringin Timur, memiliki khas lain. Apa itu? Pengemisnya. Kini, ada lagi keunikannya karena wajah pengemis bakal nongol di layar televisi lokal.
Pengemis memang pernah membuat Sampit terkenal. Beberapa waktu lalu, di sini ditemukan pengemis yang ternyata memiliki mobil dan kartu kredit. Pengemis kaya raya.
Yang terbaru adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kotawaringin Timur memajang identitas pengemis di media masa. Ini dimaksudkan untuk memberi efek jera terhadap mereka.
“Sudah sekitar satu minggu ini kami umumkan. Kami masih terus memantau dan mengevaluasi sejauh mana efektivitasnya,” kata Kepala Dinsosnakertrans Kotim, Bima Ekawardhana di Sampit, Kamis (20/10/2016).
Pengumuman tentang pengemis ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta lokal di Kotim. Ada sekitar 10 pengemis yang identitas dan fotonya ditayangkan. Mereka merupakan pengemis yang berkali-kali terjaring penertiban di Sampit.
Bima mengimbau masyarakat tidak memberi sedekah kepada pengemis karena membuat mereka menjadi manja dan terus menjadi peminta-minta. Dia mengatakan, sedekah lebih baik disalurkan melalui yayasan sosial resmi seperti panti asuhan, lembaga pendidikan atau lembaga sosial.
Cara ini ditempuh sebagai upaya Dinsosnakertrans Kotawaringin Timur membuat jera pengemis, sekaligus memberi pemahaman kepada masyarakat.
Sebelumnya, foto para pengemis itu dipampang di sebuah spanduk yang dipasang di kawasan Taman Kota sehingga dilihat banyak warga.
Pengemis tersebut umumnya terjaring beberapa kali dan kembali datang ke Sampit meski sudah dipulangkan. Selain dari Sampit, pengemis itu berasal dari Seruyan dan Banjarmasin.
Aktivitas pengemis meresahkan sehingga terus dikeluhkan. Belakangan, bahkan banyak pengemis yang membawa anak-anak untuk mendapatkan simpati masyarakat.
Saat Ramadhan lalu, tim gabungan menjaring seorang pengemis kaya asal Kalimantan Selatan. Pengemis penyandang cacat itu ternyata memiliki mobil sedan yang dibawanya mengemis dari satu kota ke kota lain.
“Mereka seakan tidak jera. Ada yang sudah sering dipulangkan ke daerah asalnya, tapi kembali datang ke Sampit,” kata Bima.
Bima meminta kerja sama dan dukungan masyarakat untuk mengatasi masalah ini. Jika tidak ada dukungan masyarakat maka pengemis akan terus datang ke daerah ini. (ant/akm)
Discussion about this post