KALAMANTHANA, Muara Teweh – Kenapa AN (15) nekat membunuh Mahlian alias Rian (35), pemilik salon Rian di Desa Kandui, Kecamatan Gunung Timang, Barito Utara, Kalimantan Tengah? Persoalannya ternyata karena sakit hati.
AN, warga Martapura, Kalimantan Selatan, berhasil diamankan petugas kepolisian di kawasan hutan di Kandui pada Minggu (30/10) malam. Dia tak berkutik dan tak bisa lagi melarikan diri setelah timah panas petugas bersarang di salah satu kakinya.
Polisi saat ini mengamankan barang bukti sebilah senjata tajam jenis parang yang digunakan pelaku untuk membunuh korban, sebuah kayu, dua unit telepon genggam milik korban, sebuah tas yang disita dari tangan pelaku serta barang bukti lainya.
Kapolres Barito Utara AKBP Roy Sihombing melalui Waka Polres Kompol Witdiardi di Muara Teweh, Senin (31/10/2016) mengatakan, motif pelaku melakukan aksi kejam itu karena sakit hati. Dia sengaja datang dari Martapura karena Rian menjanjikan pekerjaan setelah bertemu dengan korban. Setelah dua hari berada di rumah korban, pelaku hanya dapat perlakuan kasar dan omelan yang tak pantas.
Perlakuan kasar dan omelan itu, membuat pelaku naik pitam lalu mengambil parang yang berada di dalam kamar. Setelah itu pelaku melayangkan parang ke bagian kepala sebanyak dua kali hingga sempat ditangkis oleh korban dengan tangan.
“Pelaku warga Jalan Ahmad Yani Gang Padi Martapura Kabupaten Banjar,Kalsel berhasil ditangkap saat bersembunyi ke dalam hutan sekitar 2-3 kilometer dari tempat kejadian perkara atau di sekitar hutan Desa Kandui,” kata Witdiardi didampingi Kasat Reskrim AKP Abdul Aziz Septiadi.
Sebuah sumber menyebutkan, pelaku tak hanya mendapat perlakuan kasar, melainkan juga tindakan yang menjurut pada perbuatan cabul. “Itu yang membuat pelaku merasa sakit hati dan membunuh korban,” katanya.
Peristiwa pembunuhan Rian yang terjadi di salonnya di Jalan Ahmad Yani RT 02 Desa Kandui Kecamatan Gunung Timang yakni desa yang berada di ruas Jalan Negara Muara Teweh – Banjarmasin kilometer 60 itu terjadi Sabtu (29/10) sekitar pukul 17.45 WIB.
Saat kejadian tidak ada yang mengetahui karena pada Sabtu sore itu kawasan Desa Kandui diguyur hujan sangat lebat dan baru diketahui setelah ada sejumlah warga yang melintas ketika mau melaksanakan ibadah kebaktian di sebuah gereja yang tidak jauh dari rumah kontrakan korban yang berfungsi sebagai salon.
Akibat peristiwa itu korban mengalami luka sabetan benda tajam di bagian dahi, hidung, tanganan dan siku tangan kanan mengalami luka yang banyak mengeluarkan darah.Korban dilarikan ke Puskesmas Kandui, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Jenazah korban hingga Minggu (30/10) pagi masih berada di ruang mayat Puskesmas Kandui dan Minggu siang hari di bawa untuk dimakamkan oleh keluarganya ke tempat asalnya di Desa Sikan Kecamatan Montallat. (atr)
Discussion about this post