KALAMANTHANA, Kuala Kapuas – Niat pemerintah meningkatkan mutu pendidikkan di Kabupaten Kapuas tampaknya tidak berjalan mulus. Pasalnya hingga kini masih ada guru yang malas mengajar, tapi tak mau kalah soal gaji dan tunjangan.
Hal ini terungkap saat DPRD Kapuas menggelar rapat dengan pendapat (RDP) dengan Dinas Pendidikkan kabupaten Kapuas pada Selasa (15/11) di Kuala Kapuas.
Dalam rapat tersebut terungkaplah seorang ibu guru, Fariz, yang merupakan salah seorang guru di wilayah Kecamatan Kapuas Murung, diketahui jarang ngantor. Bahkan ada murid sekolah tersebut justru tidak mengenal Bu Fariz karena yang bersangkutan tidak pernah datang mengajar.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendididikkan (UPTD) Kapuas Murung, Surian di hadapan pimpinan rapat menjelaskan, Bu Fariz merupakan guru titipan di Dadahup dan baru pindah ke Kapuas Murung.
“Kemungkinan tunjangan yang diterimanya itu saat yang bersangkutan masih mengajar sebagai guru titipan di Dadahup. Sebab setahu saya tunjangan sertifikasi masih belum dicairkan,” ujar Surian.
Anggota DPRD Kapuas, Nordin mempertanyakan soal guru titipan, apakah bisa guru itu dititipkan. Nordin mengaku heran kenapa ada siswa sekolah tersebut sudah lima tahun, namun masih ada siswa yang tidak mengenalnya karena yang bersangkutan tidak pernah hadir.
Berinto, anggota DPRD lainnya, menyampaikan kondisi sekolah di Desa Hurung Pukung agar diprioritaskan. Di sana, sebutnya, masih ada sekolah yang mebelernya minim, di mana dua bangku digandeng dan digunakan untuk tiga orang. Tidak hanya itu, SMP Jangkang yang dibangun setahun lalu kondisinnya sudah rusak parah.
“Saya minta Dinas Pendidikkan bisa memberi penjelasan terkait bangunan SMP yang baru dibangun setahun, tapi kondisinya sudah rusak parah,” tegas Berinto.
Zahidi, anggota dewan lainnya, juga mengaku prihatin dengan kondisi pendidikan di Kapuas. “Saya heran, mengapa kondisi dunia pendidikkan di Kapuas ini carut marut. Ada apa sebenarnya yang terjadi pada dunia pendidikkan ini,” ungkapa Zahidi. (nad)
Discussion about this post