KALAMANTHANA, Sampit – Ini peringatan bagi warga Sampit. Gendam alias hipnotis mulai marak kembali di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah ini. Korban teranyarnya adalah Siswanto, dosen STIE Sampit yang kehilangan sepeda motor Honda Vario miliknya.
Siswanto mengalami kejadian itu sepulang dari mengajar di kampusnya pada Senin (14/11) lalu sekitar pukul 12.00 WIB. Tiba-tiba saja, dia kedatangan seorang laki-laki yang menepuk punggungnya. Tanpa sadar, dirinya memberikan kunci motornya kepada laki-laki itu yang langsung membawanya kabur.
Begitu sadar, Siswanto hanya bisa melongo di depan rumahnya di Jalan Mendomai, Kelurahaan Baamang Hilir, Kecamatan Baamang itu. Motor kesayangannya sudah raib entah kemana.
Kepada Siswanto, pelaku mengaku bernama Even. Kepada sang dosen, Even menyatakan keinginannya meminjam motor yang akan digunakan untuk menjemput istrinya di Gang Sari Bumi, Kecamatan Baamang. Siswanto, karena gendam, menurut begitu saja.
Sebelum kejadian itu, ketika Siswanto hendak mengajar sekitar pukul 07.00 WIB, seorang laki-laki datang bersama istri dan anaknya, menyatakan ingin bertemu dirinya. Siswanto, karena buru-buru ingin cepat sampai di kampus, menolak dan hanya meninggalkan telepon genggam.
Setelah itu, pada pukul 11.00 WIB, pelaku mengirimkan pesan singkat. “Pak saya yang tadi pagi, nama saya Even.” Mendapatkan pesan itu, korban kembali bingung, namun tidak menghiraukannya.
Ketika dia pulang ke rumahnya pada pukul 12.00 WIB, laki-laki itu kembali datang, dan langsung menepuk punggung korban yang saat itu sedang mengangkat telepon. Setelah ditepuk, mereka langsung mengobrol di dalam rumah.
Dalam obrolan tersebut, korban ingat pelaku bercerita bahwa ayahnya saat itu meninggal dunia dan ingin meminjam motor Siswanto. Korban yang tidak sadar langsung saja memberikan kuncinya.
Setelah salat Asar sekitar pukul 14.30 WIB, dia baru menyadari aksi yang dilakukan tersangka. Hal itupun membuatnya sedih dan bingung hendak berbuat apa. Apalagi nomor telepon yang diberikan pelaku kepadanya sudah tidak aktif.
Hingga pada akhirnya dia disarankan oleh temannya untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.
“Setelah sadar saya melaporkan kejadian itu ke Polsek Baamang, dan petugas mengatakan bahwa pelaku sudah dikenal, karena dia baru saja keluar dari penjara atas kasus penggelapan,” ungkap Siswanto. (tnc/ik)
Discussion about this post