KALAMANTHANA, Nunukan – Tim Pengawas Pembangunan Perbatasan DPR-RI berkunjung ke Kecamatan Lumbis, Nunukan, Kalimantar Utara. Sepanjang perjalanan, sekitar 1 kilometer, masyarakat menyambut dengan yel-yel: ‘Hidup DPR! Hidup Kabudaya!”
Tim yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah itu datang ke Nunukan, Kamis (24/11/2016) untuk meninjau kemajuan pembangunan kawasan perbatasan, termasuk menyilau kesiapan pembentukan Kabupaten Bumi Dayak Perbatasan sebagai daerah otonomi baru.
Masyarakat di wilayah perbatasan antara Indonesia-Malaysia itu minta pemerintah pusat dan DPR RI segera merealisasikan usulan pembentukan DOB Kabupaten Bumi Dayak Perbatasan. Diperkirakan hampir seribu orang memadati Balai Adat Dayak di Kecamatan Lumbis untuk menyampaikan aspirasi kepada Fachri Hamzah dan lawan-kawan.
Tim DPR RI disambut adat Dayak setiba di wilayah Nunukan. Tim dijemput di Bandar Udara Robert Atty (Kabupaten Malinau), kemudian melalui jalan darat menuju Nunukan.
Tim kemudian disambut lagi di Kantor Kecamatan Lumbis. Selanjutnya diiring menuju Balai Adat Dayak yang jauhnya sekitar satu kilometer dari Kantor Camat Lumbis. Sepanjang jalan itulah, masyarakat meneriakan yel-yel “Hidup DPR! Hidup Kabudaya”.
Massa yang terdiri atas aparat pemerintah, tokoh masyarakat, pemuda dan pelajar mengiring anggota DPR ke balai adat. Di sana, Fahri bersama anggota DPR yang ikut kunjungan kerja ini menjalani prosesi adat Dayak. Anggota tim yang mengikuti kunjungan kerja ini, yaitu Arteria Dahlan (PDIP), Agung Widyantoro (Golkar), Hetifah Syaifudian (Golkar) dan Alvin Hakim Toha (PKB).
Usai prosesi adat Dayak, masih diselenggarakan pertemuan antara tim DPR dengan masyarakat serta aparat pemerintahan setempat terkait percepatan pembangunan perbatasan dan tindak lanjut usul pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Kabudaya. Bahkan pertemuan ini dilanjutkan pada Kamis malam di tempat yang sama.
Camat Lumbis H Ramli mengemukakan, kedatangan warga merupakan wujud keinginan agar Kabudaya segera diwujudkan pemerintah pusat dan DPR RI. Mereka yang datang juga berasal dari kecamatan lainnya.
Dari Sebuku ke Kecamatan Lumbis sekitar dua jam. “Kedatangan mereka untuk mendukung pemekaran wilayah dengan lahirnya Kabudaya,” katanya.
Nantinya, kata dia, Kabupaten Bumi Dayak (Kabudaya) terdiri atas enam kecamatan yang merupakan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. “Pembentukan Kabudaya sesuai dengan Nawa Cita urutan ketiga, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran,” katanya. (ant/akm)
Discussion about this post