KALAMANTHANA, Penajam – Pembangunan Jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menuju Kota Balikpapan dan Kota Samarinda, diproyeksikan rampung pada akhir 2018.
Jembatan Pulau Balang akan menjadi pintu masuk bagi perekonomian wilayah Kalimantan Selatan menuju Kaltim. Proyek milik Pemprov Kaltim yang berada di wilayah Kelurahan Pantai Lango dan Desa Mentawir PPU ini telah merampungkan bentang pendek jembatan dengan dua bentangan itu.
“Pemerintah daerah Kabupaten PPU tentu memberi dukungan penuh kepada Provinsi Kaltim terhadap pembangunan jembatan Pulau Balang yang ada di wilayah PPU ini. Semoga pembangunan ini cepat selesai dan dapat segera dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat,” harap Bupati PPU, Yusran Aspar saat mengunjungi jembatan tersebut beberapa waktu lalu.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim, Taufik Fauzi, Jembatan Pulau Balang ditargetkan rampung akhir 2018, meski kontrak pembayaran dilakukan hingga 2019. Jembatan ini akan jadi akses penghubung Balikpapan dengan Penajam Paser Utara (PPU).
Progres saat ini adalah melanjutkan pembangunan bentang tengah yang diperkirakan menelan anggaran Rp1,3 triliun. Biaya proyek pun diperoleh melalui APBN.
Taufik menambahkan, skema pembayan juga tetap sama, yakni usai tuntas pengerjaan baru dibayar lunas. Skema pembayaran ini, lanjutnya, menyerupai pola cicil Jembatan Kembar.
“Target penuntasan Jembatan Pulau Balang ini sama dengan pembangunan Jembatan Kembar di Samarinda, yakni dibayar mencicil pola MYC dengan pekerjaan terus berlanjut meskipun pembayarannya masih diproses karena dicicil,” katanya.
Taufik pun menjelaskan, progress pengerjaan jembatan. Untuk segmen I atau pendekat telah tuntas dibangun pada 2015 melalui APBD Kaltim senilai Rp425 milliar. Di segmen ini terdapat lima tiang pancang yang telah berdiri dan empat tiang di antaranya berada di perairan, sedangkan satu tiang pancang lainnya di bagian darat.
Ketinggian fender jembatan pun sudah selesai. Rencananya jembatan akan didesain dengan kekuatan full kelas IIb, sehingga mampu menahan beban kendaraan sejenis tronton dan kendaraan berat lainnya.
Jembatan ini berjarak 5,4 kilometer dari Penajam-Balikpapan. Jika ditambah jalan tol hingga Sepinggan menjadi 12 kilometer. Total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp5,6 triliun.
Menurut Taufik, pembangunan jembatan ini merupakan kebutuhan mendesak untuk mempercepat arus orang dan barang. Pasalnya selama ini kendaraan dari Samarinda atau Balikpapan yang ingin ke Penajam harus melalui penyeberangan feri. (hr)
Discussion about this post