KALAMANTHANA, Muara Teweh – Dua kali terpuruk dalam pemilihan langsung kepala daerah (pilkada) Kabupaten Barito Utara, menjadi pelajaran berharga bagi PDI Perjuangan. Menghadapi pilkada 2018, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) setempat mulai menyiapkan taktik baru.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC PDI Perjuangan Barito Utara Yupendi, menjelaskan, PDI Perjuangan telah merasakan getirnya kekalahan merebut kursi kekuasaan di Barito Utara. Baik pada pilkada 2008 maupun pilkada 2013. Pada 2008 mengajukan pasangan Yusia-Tinuk (YUSTIN) dan 2013 pasangan Mulyar-Yusia (MULIA).
Belajar dari dua peristiwa politik tersebut, lanjut Yupendi, PDI Perjuangan mulai memikirkan kemungkinan untuk berkoalisi dengan parpol lain. Kalkulasi politiknya, kekuatan calon makin solid melalui sistem koalisi. Jika PDI Perjuangan mengajukan calon sendiri, justru mudah menjadi sasaran keroyokan parpol lain.
Bagaimana kans untuk berkoalisi? PDI Perjuangan dapat melakukan bargaining politik dengan beberapa parpol yang memiliki kursi di DPRD. Antara lain Partai Demokrat 4 (empat) kursi, PAN 3 (tiga) kursi, PPP 3 (tiga) kursi, Gerindra 2 (dua), Hanura 2 (dua) kursi, dan PKB 2 (dua) kursi.
Yupendi mengatakan, koalisi merupakan hal lumrah dalam perebutan kekuasan. Meski PDI Perjuangan berbekal tujuh kursi dapat mengajukan calon sendiri, kemungkinan alternatif untuk bekerjasama dengan parpol lain selalu terbuka. PDI Perjuangan siap dan dapat bekerjasama dengan parpol mana pun. Sebab, adagium politik jelas menyebutkan, tidak ada kawan maupun lawan yang abadi. (mki)
Discussion about this post