KALAMANTHANA, Muara Teweh – Ada perkembangan baru dari kasus penganiayaan berat yang terjadi di Km 53, jalan negara Muara Teweh-Benangin. Waren Doh (42, bukan 51) korban penganiayaan, membantah memukul pelaku Roman Nedy (29).
Korban menuturkan hal ini ditemui wartawan di RSUD Muara Teweh, Jumat (24/2/2017). Menurutnya, saat itu, dia hendak berangkat ke ladang. Tiba-tiba di tengah jalan ada portal. Lalu dia mampir ke rumah, tak jauh dari portal.
Di situ ada beberapa orang dengan maksud menanyakan kenapa jalan diportal. Maksud Waren, kalau ada masalah, sebaiknya dicarikan solusi. Tetapi mendadak, Roman Nedy menjawab, “Kalau mau membuka portal, timpasan saja kita”.
Penuturan ini diperkuat oleh Deden (15), putra Waren, salah satu orang yang menjadi saksi penganiayaan dilakukan Roman Nedy.
Versi Waren, tanpa banyak bicara, pelaku Roman langsung menarik parang. Tetapi dia dapat melarikan diri menuju kendaraan, tempat anaknya, Deden berada. Pelaku tetap ngotot mengejar dirinya. Sambil berteriak, dia menyuruh anaknya lari sambil menangkap sebatang kayu yang dijadikan sandaran kendaraan.
“Begitu saya berpaling, timpasan datang dari arah kiri tepat menuju leher. Namun saya tangkis dengan tangan kiri, sehingga tangan kiri saya luka. Sedangkan di tangan kanan, saya menangkap kayu sandaran kendaraan juga ditimpas oleh pelaku lain yaitu Taufik, sampai kayu di tangan terlepas,” kisah Waren.
Merasa luka di bagian tangan parah, Waren langsung lari. Pelaku pun berhenti
mengejar. Sedangkan beberapa orang yang ada di dalam rumah tidak
melerai. “Saya idak tahu apa penyebab saya sampai dianiaya. Pertanyaan saya tidak terjawab, karena keburu diparang,” beber Waren mengenai kejadian yang dialaminya. (mki)
Discussion about this post