KALAMANTHANA, Muara Teweh – Merana, begitulah ungkapan yang pas dialamatkan ke Jembatan Barito, atau resmi disebut Jembatan KH Hasan Basri, Muara Teweh, Barito Utara. Fender (tiang pengaman) jembatan berbulan-bulan rusak, tanpa satu pihak bertanggung jawab.
Anggota Komisi C DPRD Barito Utara Helma Nuari Fernando (Fraksi PDI Perjuangan) didampingi rekannya, Taufik Nugraha (Komisi A/Fraksi PDI Perjuangan) dan Mustafa Joyo Muhtar (Komisi A/Fraksi Gerakan Keadilan Karya Bangsa) mengungkapkan, DPRD akan mengagendakan dalam rapat Badan Musyawarah (Banmus) kegiatan rapat dengar pendapat dengan Dinas Perhuhungan (Dishub) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tentang fender rusak.
Pemanggilan ini, ujar Fernando, terkait berlarut-larutnya pergantian fender jembatan Hasan Basri. Fender itu hanyut dibawa air, usai ditabrak tongkang batu bara. Saat kejadian, layanan asis tongkang dilakukan Perusda Batara Membangun.
Fernando mengatakan, sampai saat ini, belum ada keterangan pasti dari instani teknis kepada wakil rakyat mengenai tanggung jawab pemilik tongkang maupun pihak Perusda Batara Membangun. “Dewan perlu tahu apakah Perusda Batara Membangun akan bertanggung jawab dan cepat mengganti fender rusak atau ada solusi lain, karena itu aset penting,” tukasnya.
Fender jembatan Barito sudah berulangkali ditabrak tongkang kayu maupun tongkang batubara. Prosedur yang biasa ditempuh, pihak penabrak langsung mengganti dengan fender baru. Tapi entah kenapa, sejak tabrakan terakhir, belum ada tanda-tanda fender diganti. Ini sangat membahayakan bangunan jembatan secara keseluruhan, karena tiang pengaman sudah tidak utuh alias berkurang jumlahnya. (mki)
Discussion about this post