KALAMANTHANA, Muara Teweh – Ini peringatan bagi guru, terutama yang sering meninggalkan tugas tanpa alasan yang jelas. Kini, Bupati Barito Utara, Nadalsyah, serius membidik para Oemar Bakri yang ogah-ogahan menjalankan tugasnya.
Secara tegas dan lugas, Barut 1 meminta semua pemangku kepentingan untuk ikut memperhatikan kinerja pada guru ini. Jika ada pelanggaran di bidang pendidikan, dia minta segera melaporkan kepada dirinya.
Warning Bupati Barut itu disampaikan saat pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Lahei Barat, Senin (27/2). “Saya tekankan, semua guru dan tenaga pengajar dari TK sampai SMA atau SMK selalu aktif mengajar. Apabila ditemukan guru-guru tidak aktif mengajar dapat disanksi PP tentang Disiplin PNS,” kata Nadalsyah.
Tak cukup sampai di situ, Bupati juga memerintahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Barut untuk rajin mengecek ke sekolah-sekolah. Inspeksi mendadak (sidak) bisa digelar setiap Sabtu atau hari-hari kerja lainnya. Kadis Pendidikan dituntut mengetahui dan memonitor keberadaan para guru di setiap sekolah.
Bupati Barut tak lupa meminta peran serta para UPK, kepala desa, dan BPD mengawasi keaktifan guru yang berada di desa dan kecamatan.
Khusus kepada para kepala sekolah, penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) harus selalu transparan dan terbuka. “Supaya dana BOS dan Bosda tepat sasaran sehingga tidak menimbulkan kecurigaan antarsesama guru maupun orang tua murid,” katanya.
Permasalahan kekurangan guru di Barut cukup kompleks. Meski jumlah guru mencapai sekitar 2.500 orang, penempatan guru cenderung menumpuk di kota. Di sisi lain, daerah-daerah terpencil, seperti Haragandang (Kecamatan Lahei), Batu Raya (Kecamatan Gunung Timang), Payang, Baok, Tambaba (Kecamatan Gunung Purei), dan Jamut, Liju (Kecamatan Teweh Timur) selalu kekurangan guru.
“Kami minta distribusi guru ditata ulang, supaya guru tidak menumpuk di kota,” imbuh Atoy (42), warga kecamatan Gunung Purei. (mki)
Discussion about this post