KALAMANTHANA, Penajam – Bupati Penajam Paser Utara, Yusran Aspar, meresmikan Gedung Kantor Kepala Desa Babulu Darat, Kecamatan Babulu. Berdirinya kantor desa ini merupakan bagian dari pendekatan membangun dari desa.
Yusran menyebutkan salah satu program pembangunan nasional yang termaktub dalam nawacita adalah membangun negeri dari desa. Menurutnya, ada dua pendekatan, yakni desa membangun desa sendiri dan pembangunan desa oleh pemerintah. Ada yanng bottom-up, ada yang top down.
“Saya ingin menyampaikan ada empat pilar penting dalam membangun desa atau desa membangun. Pertama, pembangunan infrastruktur agar desa terhubung, terkoneksi dengan jalan kabupaten dan jalan nasional. Alhamdulillah, Desa Babulu Darat tak ada masalah. Bahkan kalau di PPU masih ada desa terisolir, maka itu adalah salah kepala desanya, salah warganya, salah camatnya,” sebut Yusran, Kamis (2/3/2017).
Kenapa ia katakan seperti itu? Menurutnya, di kecamatan yang sudah dekat dengan desa, telah dilimpahkan kewenangan, telah dibentuk UPT-PU di kecamatan, apa saja di bidang infrastruktur baik ciptakarya, binamarga maupun pengairan bisa dilakukan oleh kecamatan. “Jadi kalau dilihat tayangan televisi ada jalan longsor, jalan tertimbun, jalan terputus, saya membayangkan kalau di PPU persoalan seperti itu tidak usah sampai ke bupati. Cukup di camat dan kepala desa,” tegasnya.
Dikatakannya, ada alat-alat berat yantg langsung bisa digerakkan untuk mengatasi persoalan itu. Jadi tugas camat untuk kebijakan operasional.
Yusran mengingatkan kembali kepada camat bahwa UPT-PU bertanggung jawab kepada kepala dinas PU, tetapi secara opersasoional di bawah komando camat. Jadi kalau ada jalan desa yang rumputnya nyambung, misalnya di Desa Sebakung, otomatis camat memanggil UPT-PU, eksekusi langsung.
“Cuma yang jadi persoalan dan saya merasa sedih, kadang laporan UPT-PU tidak ada bensin, tak ada solar. Kenapa jadi bisa seperti itu? Padahal bisa dihitung kebutuhannya. Tolong dipenuhi, jadi tak adalagi kehabisan BBM. Jadi UPT-PU bisa bergerak dan langsung dioperasionalkan di lapangan. Sayang, alat berat nganggur jika alasannya tidak ada bahan bakar,” tambahnya.
Yang kedua, lanjutnya, pilar di dalam membangun desa yaitu pembangunan ekonomi sudah dilakkukan oleh PPU. Dia menyebutkan kemiskinan itu gandengannya pengangguran. Serapan tenaga kerja terbesar menurutnya adalah UMKM. Hampir 90 persen lebih pengangguran bisa diserap oleh UMKM.
PPU, menurutnya, sudah memikirkan itu sebenarnya sejak 2004, ketika Yusran masih bertugas di Tanah Grogot. Pemerintah Kabupaten Paser menitipkan uang di BPD dengan bungan 6 persen. Pemerintah memberikan subsidi agar bunganya ringan. Kemudian di PPU 2004 dilakukan hal serupa dengan BPD, tetapi nasabah BPD rupanya kalangan menengah ke atas. Kontraktor dialihkan, lalu sebagian dana disisihkan ke Bank Ibadurrahman suku bunga hanya 5 persen. Itu dilakukan sebelum 2007.
“Pada 2002-2005 di PPU sudah kita luncurkan kredit modal UMKM. Itu maksudnya pembangunan ekonomi pedesaan, membantu masyarakat desa dalam membangun sektor pertanian. Jadi sebelum nasional memikirkan hal itu, PPU sudah pikirkan. Jadi kalau ada usulan untuk menambah modal, maka UMKM tolong diprioritaskan. Dengan demikian masyarakat terbantu. Ini sebenarnya makna pembangunan, sebagai wujud pembangunan ekonomi kerakyatan. Jika ada pertanyaan mengapa hal ini tidak terpantau oleh bupati, maka jawabnya saya sudah cukup mengarahkan, namun di akhir prosesnya terkadang usulannya hilang,” tutup Yusran. (adv/kominfo-ppu/hr)
Discussion about this post