KALAMANTHANA, Muara Teweh – Tersendatnya penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Kabupaten Barito Utara dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memunculkan kisah pilu. Guru-guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di SMP Negeri 2 Muara Teweh, terpaksa menyisihkan gajinya untuk membayar upah guru honorer.
Kepala SMP Negeri 2 Muara Teweh, Awaludin, mengakui akibat keterlambatan dana BOS, guru berstatus PNS berinisiatif mengumpulkan iuran untuk membayar upah guru honorer. “Para guru PNS di sini berinisiatif mengumpulkan iuran, supaya para guru honorer bisa tetap mengajar,” ujarnya.
Awaludin mengakui, semula pihaknya sempat berpikir menerapkan opsi merumahkan para guru honorer. Perannya diambil alih oleh guru PNS untuk sementara waktu. Tetapi para guru honorer bersedia tetap mengajar, meskipun upah mereka belum dibayar. Mereka menunjukkan kepedulian terhadap nasib anak didiknya.
Itulah yang membuat empati guru-guru berstatus PNS di SMPN 2 Muara Teweh tergugah. Mereka mengambil kesepakatan, menyisihkan sebagian penghasilannya agar dapur guru-guru honorer tetap bisa ngebul. “Setelah dana BOS keluar, kita akan ganti dana iuran dari para guru PNS,” paparnya.
Seperti sekolah lainnya, setiap tenaga guru honor mendapatkan upah, salah satunya bersumber dari dana BOS. Namun dana BOS triwulan IV di SMP 2 Muara Teweh baru cair sebesar Rp sebesar Rp9.750.000 saja. Sedangkan sisanya sebesar Rp190.250.000 masih macet di provinsi.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa, karena dana ini tidak mencukupi untuk kegiatan operasional sekolah dan pembayaran lain-lain. Kami telah menanyakan ke pusat. Jawaban dari pusat, dana BOS telah dicairkan dan ditransfer ke provinsi,” ujar Awaludin. (mki)
Discussion about this post