KALAMANTHANA, Muara Teweh – Zona nyaman PT Antang Ganda Utama (AGU), perusahaan besar sawit di Kabupaten Barito Utara, tampaknya bakal berakhir. Panitia Khusus (Pansus) DPRD Barut sudah mengetahui trik yang sering digunakan perusahaan itu. Salah satunya mengganti manajemen setiap muncul masalah di lapangan.
Ketua Panitia Khusus (Pansus) PT AGU yang juga Ketua Komisi C DPRD Barito Utara, Dr Tajeri mengatakan, selama Oktober 2016 hingga Februari 2017, PT AGU sudah beberapa kali ganti manajemen. “Setiap muncul masalah, manajemen PT AGU diganti. Kami tidak berprasangka buruk, tetapi jangan sampai itu menjadi pola untuk mengendapkan masalah,” katanya kepada wartawan, Senin (6/3/2017).
Dengan kondisi ini, ujar Tajeri, tak menyurutkan niat Pansus DPRD Barut untuk membuka setiap masalah di perusahaan tersebut. Manajemen PT AGU telah berganti dari Matahari Inti Kahuripan (MAKIN) ke DSN. Keduanya berada di bawah PT Gudang Garam. Baru beberapa bulan manajemen DSN berjalan di bawah Bisman Sianturi, kini sudah diganti lagi oleh Purba cs.
Untuk mengurai benang kusut di PT AGU, Pansus meminta agenda selama seminggu kepada Badan Musyawarah (Banmus). Pansus telah mengagendakan dengar pendapat dengan berbagai instansi terkait. Termasuk mengundang camat Teweh Tengah, Teweh Selatan, Montallat, dan Gunung Timang.
“Waktu beberapa jam untuk dengar pendapat dengan Pansus tidak cukup. Kami mengagendakan selama seminggu, karena sifatnya menyeluruh. Mulai dari dugaan ganti rugi lahan masyarakat yang belum tuntas, masalah PHK sekitar 1.200 karyawan, dugaan pencemaran seperti yang dilaporkan masyarakat dan dugaan penyalahgunaan hak guna usaha (HGU),” ungkap politisi yang menjabat Ketua DPC Gerindra Barut ini. (mki)
Discussion about this post