KALAMANTHANA, Penajam – Kabupaten Penajam Paser Utara tepat berusia 15 tahun. Wakil Ketua II DPRD Syahruddin M Noor dari Partai Demokrat berharap pembangunan terus maju seiring usia yang kian remaja. Penurunan anggaran bukan alasan untuk tidak membangun.
“Kami berharap bisa mengggunakan anggaran seefektif mungkin. Kita sudah ditunggu masyarakat. Program kegiatan harsu betul-betul menyentuh masyarakat. Kami di DPRD akan selalu mendukung kegiatan yang menyentuh lapisan masyarakat demi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD),” kata Syahruddin kepada KALAMANTHANA, Sabtu (11/3/2017) di Penajam.
Dikatakannya, saat ini jangan terlalu berharap dana bagi hasil migas lagi. Bagaiamana caranya meningkatkan PAD saat ini? Salah satunya, menurutnya, adalah membentuk satgas dalam rangka peningkatan PAD, menertibkan izin-izin, dan menyesuaikan PBB.
“Kita senang didatangi investror dari luar, namun kita perlu investor yang serius untuk membangun PPU. Yang serius seperti PT Agra Bareksa Indonesia yang sudah ground breaking. Tentu kita berharap bukan hanya sampai di situ saja tahapannya,” lanjutnya.
Syahruddin menambahkan mestinya harus berpikir akses ke pelabuhan tentu akan meningkat. Akses ke pelabuhan dipikirkan karena harapan besar masyarakat di sana akan menyerap banyak tenaga kerja. Tidak hanya membelajakan saja, namun berimplikasi pada pendapatan daerah.
“Harapan kita, dalam waktu setahun dua tahun lagi, bisa kita nikmati. Apalagi pelabuhan. Kita berpikir masalah akses ke pelabuhan. Di situlah pendapatannya. Dalam satu tahun terakhir ini ada sampai Rp2 miliar pendapatan di situ. Ked epan tentu akan meningkat dan kepada pemerintah secepatnya mengajukan draf raperda terkait retribusi,” tambahnya.
Dikatakan Syahruddin begitupun halnya dengan Pertamina, setelah membuat BPHTP untuk secepatnya melakukan aktivitas mereka membangun tangki tentunya menyerap tenaga kerja yang ada di PPU.
“Mudah-mudahan ini semua menjadi berkah buat masyarakat PPU. Sebagai anggota dewan tentu saya mengawal kondisi seperti ini karena harapan kita membelanjakan keuangan daerah itu tentu harapan kita berimplikasi terhadap pendapatan daerah,” tuturnya.
Dia berharap permasalan Chevron akan menjadi titik awal perjuangan. Pasca chevron, ikut berpartisipasi di sana. Bisa melalui penanaman saham di sana jika sistem cost and fee atau konsorsium tidak diberlakukan.
“Kita ingin dipergunakan sesuai untuk kemakmuran rakyat. Kita ingin ada rasa keadilan pusat. Jika memang diserahkan Pertamina, kami ingin daerah ini berpartisipasi. Bukan hanya 10 persen yang kita harapakan, tapi lebih dari pada itu karena ini menjadi sumber daya alam yang berkah buat PPU demi kemakmuran rakyat,” tegas Syahruddin. (hr/myu)
Discussion about this post