KALAMANTHANA, Kuala Kapuas – Penyidik Polres Kapuas sudah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi dalam kasus pembunuhan keji terhadap Farida alias Ida di Desa Batu Nindan, Kecamatan Basarang, termasuk orang-orang dekat Andi, sang tersangka algojo. Bagaimana mereka melihat sosok Andi?
Tiga dari lima saksi yang sudah diperiksa penyidik adalah orang-orang dekat Andi, warga Batu Nindan, sendiri. Selain ayahnya, polisi juga memeriksa ayahnya sebagai saksi.
Menurut ayah tersangka, anaknya itu merupakan sosok pendiam. Bahkan di rumah sendiri pun, Andi cenderung tertutup. Hal serupa juga diakui kedua adiknya yang ikut memberi kesaksian.
Pihak keluarga pun tak mengira Andi akan berbuat sekejam itu, terlebih terhadap seorang wanita. Meski terutup, baik ayah maupun adik-adiknya tak melihat ada tanda-tanda yang aneh pada diri pria yang kini mendekam di ruang tahanan Polres Kapuas itu.
Andi sendiri langsung ditetapkan penyidik sebagai tersangka setelah melakukan penangkapan di rumahnya pada Selasa (7/3) malam. Meski berlangsung cukup dramatis dan menyita perhatian warga, penangkapan Andi sendiri berlangsung mulus.
Andi ditangkap petugas tak sampai 2×24 jam setelah peristiwa pembunuhan itu berlangsung. Andi ternyata tinggal tak jauh dari lokasi ditemukannya mayat Farida untuk pertama kalinya. Tersangka sendiri adalah warga Desa Batu Nindan juga.
Kapolres Kapuas, AKBP Jukiman Situmorang melalui Kasat Reskrim AKP Wiwin Junianto menyebutkan motif pembunuhan terhadap korban adalah karena Andi merasa diancam korban. Karena itu, pelaku panik dan langsung membunuh Farida alias Ida dengan menggunakan sebilah parang.
Farida mengancam? Ya, dia mengancam akan berteriak karena ada janji Andi yang tidak ditepati.
Rupanya, sebelum peristiwa ancam-mengancam yang berujung pembunuhan, Andi dan Ida sempat melakukan hubungan intim. Sebelum itu, pelaku berjanji akan memberi uang kepada korban sebesar Rp500 ribu.
Namun setelah melakukan hubungan badan, pelaku hanya memberi uang Rp50 ribu kepada korban. Itulah sebabnya, karena tidak terima, korban mengancam berteriak.
Andi merasa panik dengan ancaman korban. Tanpa pikir panjang pelaku langsung mengambil parang untuk membunuh korbannya dan kemudian membuang jenazahnya ke sungai kecil yang ada di belakang rumah. (nad)
Discussion about this post