KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Aksi bunuh diri yang dilakukan Yerpi Mendro Hengkie di RSUD Pulang Pisau, Sabtu (18/3), menyisakan cerita pilu dan menyesakkan. Ternyata, bukan kali ini saja pria berusia 30 tahun itu melakukan aksi nekat tersebut.
Sedikitnya tiga kali sudah Hengkie berupaya mengakhiri hidupnya. Dua kali pada peristiwa yang mengantarkan maut bagi dirinya, yakni pada Sabtu lalu. Pertama dengan menenggak racun, kedua dengan menggorok lehernya sendiri di RSUD Pulang Pisau.
Ketiga? Ternyata sebelum itu, Hengkie juga pernah melakukan upaya bunuh diri. “Suami saya dulu juga pernah hampir tewas karena over dosis menenggak obat. Sempat dirawat juga dulu di rumah sakit. Suami saya memang sering berbicara kalau dia ingin mati. Bahkan, suami saya minta kalau dia mati tetap ingat dia,” sebut Ira Kristiani (28), istri korban.
Ira bercerita, peristiwa bunuh diri suaminya yang berujung maut kali ini, berawal sekitar pukul 06.50 WIB pagi di rumahnya. Saat itu, Ira membangunkan Hengkie yang sedang tidur supaya bekerja.
“Saat dibangunkan, suami saya marah. Saya dan dia bertengkar. Kami orang susah. Saya menyuruh suami saya kerja karena kami punya dua orang anak yang masih kecil,” kata Ira.
Ia menambahkan, dalam pertengkaran itu suaminya berbicara macam-macam. Salah satunya ingin mengakhiri hidupnya.
“Kemudian selang beberapa saat, suami saya bilang bahwa dia sudah minum racun. Saya saat itu tidak tahu dan tidak melihat. Sebab saya berada di depan rumah, sementara suami saya di dapur,” ujar dia.
Ira mengungkapkan, sekitar pukul 07.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB suaminya muntah-muntah. Saat itu, dirinya meminta tolong keluarga untuk dibawa ke rumah sakit.
“Saya saat itu tidak ikut karena masih mengurus dua anak saya. Rencananya ketika itu saya menyusul belakangan,” ungkap dia.
Ira menyebutkan, dirinya tidak mengetahui mengapa suaminya nekat bunuh diri. Namun, dirinya mengakui jika kehidupan rumah tangganya sering terjadi keributan karena masalah ekonomi.
Sementara Rantian (65), ibu dari Ira dan merupakan mertua dari Hengkie membeberkan, saat itu yang menjaga di ruang kelas III RSUD Pulpis tempat korban dirawat ada empat orang. Di antaranya tiga dari keluarga dan dirinya sendiri.
“Saat itu kami asyik ngobrol membicarakan masalah peristiwa menantu saya dan berbagai hal. Tiba-tiba saya mendengar kaca pecah,” ucap Rantian.
Dilanjutkan dia, ternyata kaca pecah itu ulah dari menantunya yang menendang kaca jendela dengan menggunakan kaki kiri. Kemudian, pecahan kaca yang cukup besar itu langsung diiriskan ke lehernya.
“Kejadiannya itu sekitar pukul 13.00 WIB. Kami tidak sempat lagi mencegah karena dia (Hengkie) langsung mengambil kaca dan cepat-cepat menggoreskan ke lehernya. Kaca itu kemudian kami ambil tetapi lehernya sudah banyak mengeluarkan darah,” sebut Rantian.
Sementara itu, pihak kepolisian langsung mendatangi rumah sakit sembari melakukan olah TKP. Rencananya, jenazah Hengkie akan dibawa ke kampung halaman di Desa Tumbang Atei Kabupaten Katingan. (nad)
Discussion about this post