KALAMANTHANA, Palangka Raya – Solusi pembentukan daerah otonomi baru Kapuas Ngaju adalah sebuah keniscayaan. Hanya dengan begitulah, warga di wilayah yang berbatasan langsung dengan Barito Utara ini bisa menikmati layanan.
Banyak hal yang membuat daerah pelosok di Kabupaten Kapuas itu sulit berkembang. Selain tertinggal dalam hal pembangunan di berbagai sektor, mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi, faktor lainnya adalah beratnya jangkauan pelayanan kepada masyarakat.
Ketua Komisi A DPRD Kalimantan Tengah, Y Freddy Ering menyebutkan, dengan jarak dari Kuala Kapuas, ibu kota Kabupaten Kapuas ke wilayah Kapuas Ngaju yang lebih dari 350 km, muskil memaksimalkan layanan buat warga setempat. Untuk menuju Kapuas Ngaju, aparat Kabupaten Kapuas membutuhkan waktu perjalanan 7-8 jam. Mereka harus memutar melewati dua kabupaten/kota, yakni Pulang Pisau dan Palangka Raya.
“Mustahil akan ada pelayanan yang prima dan optimal kepada masyarakat di wilayah Kapuas Ngaju. Maka usulan DOB Kapuas Ngaju merupakan solusi yang masuk akal atau sebuah keniscayaan,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Freddy sendiri memimpin delapan rombongan Komisi A DPRD Kalteng melakukan peninjauan ke Kapuas Ngaju. Keberangkatan mereka baru diputuskan dua hari sebelum bertolak. Komisi A melihat antusiasme warga. Mereka disambut istimewa dengan prosesi potong pantan dari pemerintah setempat bersama panitia pembentukan, dewan adat, tokoh masyarakat, dan sesepuh Kapuas Ngaju.
Menurut Freddy, lancar, meriah, dan suksesnya kunjungan Komisi A tidak lepas dari dukungan dan bantuan Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat yang juga memang sedari awal sangat mendukung pembentukan DOB Kapuas Ngaju. (dni)
Discussion about this post