KALAMANTHANA, Muara Teweh – Peristiwa pemukulan yang terjadi di MTs Istiqomah Barito Utara berbuntut panjang. Yayasan memberhentikan guru Rabiatul Adhawiyah. “Saya melindungi siswa kok malah diberhentikan. Ini zalim,” tegas Atul.
Guru berusia 45 tahun itu, Rabu (5/4/2017), menjalani pemeriksaan pertama kali setelah menyandang predikat tersangka atas pemukulan terhadap guru Sumiati (50), rekan satu profesinya di sekolah yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Muara Teweh, Barito Utara itu.
Rabiatul mengatakan hari ini dirinya dipanggil dan diperiksa oleh penyidik Polres Barut sebagai tersangka pemukulan terhadap Sumiati. “Hari ini saya diperiksa sebagai tersangka oleh penyidik Polres Barut dalam kasus pemukulan terhadap guru,” katanya kepada KALAMANTHANA.
Tetapi, rupanya tidak hanya pemeriksaan penyidik yang harus dihadapi Rabiatul. Dia juga menerima kabar telah diberhentikan sebagai guru di MTs Istiqomah dan dikembalikan ke Kementerian Agama Barito Utara. Pemberitahuan pemberhentian itu dilayangkan yayasan tempatnya bertugas melalui sepucuk surat.
“Saya sudah diberhentikan menjadi guru di (MTs) Istiqomah dan dikembalikan ke Kemenag,” kata Atul.
Padahal, menurutnya, dirinya saat itu melindungi anak-anak yang mendapat hukuman dengan pukulan gagang sapu alumunium sebanyak 19 orang.
“Saya merasa dizolimi. Hanya Tuhan yang tahu bahwa saya saat itu memang berniat melindungi siswa yang dihukum dengan pukulan gagang sapu oleh guru Sumiati,” paparnya.
Rabiatul mengaku sebenarnya dirinya siap saja diberhentikan mengajar di MTs Istiqomah bila hal itu menjadi keputusan yayasan. Hanya saja, dia memandang caranya yang tidak elok.
Peristiwa itu berawal dari seorang guru di MTS Istiqomah Muara Teweh bernama Sumiyati diduga melakukan pemukulan terhadap anak didiknya menggunakan sapu, karena sejumlah pelajar kelas VIII sekolah tersebut datang terlambat ke sekolah sehingga tidak mengikuti upacara bendera pada 20 Maret 2017.
Pelajar yang terlambat itu didatangi oleh Sumiyati dan langsung memukul mereka dengan menggunakan tangkai sapu. Salah satu muridnya yakni bernama JW (14) yang mendapat pukulan di bagian punggung bagian atas.
Tak hanya JW, diduga ada korban lain yakni merupakan anak salah satu dari guru yang bertugas di sekolah tersebut yakni Rabiatul Adhawiyah (45).
Usai peristiwa itu, JW (14) tak masuk sekolah selama dua hari. Orangtuanya lalu curiga dan bertanya kepada JW.
JW lalu bercerita terkait pemukulan yang dilakukan oleh gurunya dan mengaku ketakutan serta sakit pada bagian punggungnya. Tak terima, orangtua JW lalu melapor ke SPKT Polres Barito Utara pada 22 Maret 2017.
Mendengar anaknya dipukul, Rabiatul Adhawiyah tak terima dan langsung mendatangi Sumiyati. Adu mulut tak terhindarkan sehingga Rabiatul Adhawiyah kemudian memukul Sumiyati tepat di bagian pipi kiri dan menendang paha kanannya. Karena tidak terima perlakuan itu, Sumiyati juga melaporkan ke SPKT Polres Barito Utara. (atr)
Discussion about this post