KREDIT berbunga rendah menjadi program andalan Kabupaten Penajam Paser Utara mendorong lahirnya pelaku UMKM yang tangguh. Kini, bunganya bahkan hanya 2,5 persen.
Di saat Pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla gencar mendorong tiap daerah agar meningkatkan porsi penyuluhan kredit usaha rakyat (KUR), Kabupaten Penjajam Paser Utara (PPU) sudah lama melakukannya. PPU menjadi satu-satunya daerah yang memberikan kredit terendah se Indonesia, yakni hanya 5 persen. Bahkan yang terbaru, Yusran Aspar, orang nomor satu di PPU ini kembali melakukan kerja sama dengan Bank BRI dan Bank Ibahdurahman dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan bunga kredit hanya 2,5 persen.
Euforia kesuksesan Kabupaten PPU masih hangat terasa. Kabupaten yang biasa disebut Benuo Taka ini baru saja memborong dua penghargaan sekaligus dalam ajang SINDO Weekly Government Award Tahun 2017 yang dilaksanakan pada 3 April 2017 belum lama ini. Itu berarti kabupaten muda di Kalimantan Timur (Kaltim ) ini sudah tiga kali membawa pulang trofi penghargaan tahunan tersebut.
Adapun untuk tahun ini, PPU sukses menjadi kabupaten terbaik dalam kategori ketahanan pangan. Sesuatu yang tak mengherankan tentunya, mengingat sudah satu dekade lebih daerah yang terdiri dari empat kecamatan ini menjadi tulang punggung Kaltim dalam hal ketahanan pangan. Sementara penghargaan lainnya adalah Kepala Daerah Inspiratif yang diberikan atas dedikasi dan jasa Bupati Yusran Aspar selama memimpin Kabupaten PPU dan menjadi satu-satunya Kepala Daerah di Kaltim yang menerima penghargaan Kepala Daerah Inspiratif.
“Masyarakat PPU berhak mendapatkan kebanggaan ini sekaligus menjadi penanda bahwa ada sesuatu yang sudah berubah,” ucap Yusran Aspar dalam satu kesempatan.
Menurutnya, sudah tidak ada lagi alasan orang meragukan Kabupaten PPU, Terlebih dengan segala potensi yang ada di sana.
Tak mau berpuas diri, berbagai inovasi baru terus ditelurkan demi membuat PPU lebih maju lagi. Kebijakan yang menguntungkan masyarakat dibuat, birokrasi dipangkas dan tentu saja pelayanan masyarakat menjadi prioritas utama.
“Hampir semua aspek pelayanan dan kegiatan pembangunan kita sudah jauh berkembang. Sebenarnya kalau mau jujur, role model pengembangan dan pembangunan itu bisa dilihat semua di PPU. Insfrastruktur ada, kesehatan ada, pendidikan, pengentasan kemiskinanekonomi semua ada, termasuk UMKM,“ beber pria multitalenta yang dikenal sebagai sosok visioner itu.
Di bidang UMKM sendiri, Bupati Yusran Aspar punya gagasan yang terbilang berani. Putra kelahiran Kabupaten Paser tahun 1952 ini menetapkan suku bunga kredit hanya sebesar lima persen. Itu bererti PPU menjadi kabupaten yang menetapkan suku bunga paling renda di daerah-daerah lain di Indonesia.
“Ini bukan soal berani atau tidak berani. Kalau ada kemauan mengapa tidak? Untuk rakyat semua pasti bisa. Sekarang coba lihat, kemiskinan yang diakibatkan banyaknya pengangguran itu bisa diatasi dengan UMKM. Pengangguran bisa terserap asalkan kebijakan pemberian kredit ini benar-benar nyata, tidak hanya sebatas statement. Sementara kita di Kabupaten PPU sudah melakukan sejak 2005 lalu,” ungkap Yusran.
Kredit murah untuk masyarakat memang sudah menjadi salah satu program unggulan Pemkab PPU. Kesejahteraan masyarakatnya yang mayoritas berprofesi sebagai petani menjadi pokok utama pemerintahnya. Sejak 2005 Pemkab PPU telah menggulirkan dana sebesar Rp7 miliar untuk disalurkan ke petani melalui PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Ibaduhrahman Penajam. Kini, modal bergulir itu jauh berkembang menjadi lebih dari Rp43 miliar. Dana itu yang kemudian diteruskan ke masyarakat berupa kredit UMKM.
Implementasinyapun tak perlu ditanya,. Per Desember 2016 saja, dana yang bergulir (revolving fund) sudah menyentuh Rp26,4 miliar. Itu baru dari program pembiayaan awal, untuk alat mesin pertanian (alsintan) yang sebesar Rp4,8 miliar saja. Masih ada pemberian kredit untuk pembelian pupuk, bibit dan macam-macam pendukung pertanian lainnya.
Adapun komposisi pembagian kredit murah yang diberikan untuk UMKM itu yakni BPRS 4 persen, dan hanya 1 persen untuk pemerintah daerah. Sementara komposisi alsintan sebesar 5 persen (2,5 persen BPRS, 2,5 persen pemkab). Itupun telah dalam perencanaan revisi sebesar 4 persen PBRS , dan 1 persen pemkab sambil menunggu terbit peraturan.
“Lihat, tidak ada daerah selain PPU yang memiliki bunga sekecil itu. Manfaatnya tentu sudah dirasakan sekian ribu dan progresnya sangat memuaskan,” tegasnya.
Tidak berhenti sampai di situ, PPU yang memang konsisten dalam menjamin ketersediaan pangan juga memberikan kredit petani komoditas padi, jagung dan kedelai atau pajale dengan bunga hanya 4 persen.
“Semua itu hanya untuk kesejahteraan masyarakat. Tak cuma di sektor pertanian, sektor perikanan, industri kreatif dan rumah tangga juga jadi andalan UMKM. Ingat, 90 persen pengangguran itu diserap oleh UMKM. Ini jelas masa depan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Kebijakan Pemkab PPU ini pun sejalan dengan niat pemerintah pusat yang ingin meningkatkan porsi KUR untuk sektor pertanian. Dari semula 22 persen menjadi 40 persen dari total KUR pada tahun ini. Rencana tersebut pun telah dibahas sebelumnya bersama DPRD dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta tengah dimatangkan oleh pemerintah bersama bank- bank penyalur KUR. (bersambung/subur priono)
Discussion about this post